Lihat ke Halaman Asli

Kami Bisa 'Kaya' Karena 'Kebersamaan'

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dahulu kami belum tahu apa-apa, karena masih gelap-gulita
Setelah disuluhi Lentera, pelan-pelan kami mulai terang-benderang

Dahulu kami hanya bisa berguman dalam hati, karena belum berani bicara terbuka
Setelah dikobarkan semangat kebebasan dalam kebersamaan, pelan-pelan kami merasa merdeka

Dahulu kami hanya bisa bicara, karena belum mampu menyusun kata
Setelah mercusuar menyala di mana-mana, pelan-pelan kami bak pujangga yang pandai merangkai kata

Dahulu kami hanya bisa merangkai kata-kata, karena belum yakin itu sesuai dengan fakta
Setelah fakta selalu menjadi realita, pelan-pelan kami mulai bisa menganalisa

Dahulu kami hanya bisa menganalisa, karena belum yakin bisa mengaplikasikannya
Setelah terbiasa berbagi, pelan-pelan kami mulai terbiasa menerapkannya

Dahulu kami hanya bisa menerapkan analisa, ide dan perbaikan itu untuk diri sendiri
Setelah terhimpun oleh rasa persaudaraan dan kepedulian bersama, pelan-pelan mulai kami terapkan bersama-sama

Dahulu dalam kebersamaan itu kadang kami masih sering terpancing dan tergoda untuk saling menghujat akan suatu perbedaan
Setelah kami buang jauh-jauh sifat kepicikan, egois dan kesombongan itu, pelan-pelan kami menyadari ketidak-sempurnaan kami

Setiap perbedaan itu, kami temukan warna-warni indah yang kami butuhkan di tengah kebersamaan
Setiap kekurangan dan kelebihan itu, kami perlukan untuk saling melengkapi di tengah kebersamaan

Karena sesungguhnya Manusia adalah makhluk-Nya yang saling membutuhkan satu sama lainnya
Karena tidak ada Manusia yang diciptakan-Nya sempurna

Kebersamaan lah yang bisa membuat kami terlihat mendekati sempurna dimata Manusia
Kebersamaan lah yang bisa membuat kami terlihat kaya dimata Manusia.

Hanya Manusia di tengah kebersamaan yang bisa melihat, menghargai dan mengakui kami
Karena kalau batu kerikil, batu karang atau pohon besar sekalipun, tidak bisa kami dengarkan pengakuannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline