Suatu sore, Kamis (13/12/2012) anak-anak (sepadan TK dan SD) belarian di depan tempat tinggalku di RT08/10 Ciracas, Jakarta Timur. Mereka hanya bermain, tertawa dan bercanda bersama. Magrib pun datang mereka sebagian ke masjid untuk ikut shalat berjamaah. Tapi banyak yang pulang dan tidak ikut shalat berjamaah di masjid. Setelah Magrib berlalu anak-anak tadi kemudian keluar rumah lagi dan bermain lagi bersama teman-temannya. Azan Isya berkumandang juga demikian, sebagian ada yang ke masjid dan sebagian pun pulang ke rumah. Tapi setelah shalat Isya, anak-anak itu pun keluar lagi dan bermain lagi. Pemandangan itu bukan hanya menghiasi hari itu saja, tapi saban hari seperti itulah yang kita saksikan di kampung itu. Miris, karena habis bermain pulang ke rumah juga belum tentu mereka belajar, ada sinetron yang mereka tonton. Kalau telat nonton mereka akan ketinggalan cerita. Jika nggak update mereka merasa malu sama teman-teman sebaya. Jadi jangan heran, kalau mereka lebih hapal 4 sahabat Coboy Junior ketimbang 4 sahabat Rasulullah. Maklum di kampung ini sudah lama Taman Pendidikan Al Quran (TPA) tidak hidup. Berangkat dari keprihatinan itulah saya coba mengontak pendongeng Kak Iman Surahman melalui BBM, terus ia mengungkapkan," Buat majelis Cilik, insya Allah sebulan sekali saya akan datang," katanya. Dari usul tersebut, ternyata menarik juga. Dongeng bisa dijadikan sebuah magnet buat anak-anak. Tapi kegiatan lain bisa diadakan seperti mengisinya dengan latihan mengarang, membacakan buku cerita atau mengaji. Kegiatan kumpul dengan anak-anak bisa dilakukan sekali seminggu dan dongeng massal bisa sekali sebulan. Melalui media inilah dilakukan pendidikan informal untuk menanamkan pohon akhlak dan kecerdasan pada anak. Akhirnya, saya mencoba menghubungi Ketua RT dan stafnya untuk membicarakan hal ini. Mereka ternyata menyambut baik. Dimulailah melakukan pendekatan sana dan sini kepada ibu-ibu yang punya anak dan mengundang mereka untuk hadir yang waktu itu ditetapkan Hari Senin (17/12/2012). Undangan pun dibuat dan di tempel di sudut-sudut kampung.
Hari Senin (17/12/2012) pun tiba, Kak Iman Surahman dari Dongeng Ceria Management (DCM) pun datang. Pukul 16.00 WIB acara dimulai, Kak Iman mulai memancing tawa anak-anak. Lebih ceria lagi ketika Boneka Dodo beraksi, berikutnya boneka Eci. Setelah Kak Iman dengan bonekanya, kemudian ada Kak Aci yang bercerita tentang "Ayam Jago dan Ayam Jengger", berikutnya Kak Dwi bercerita tentang Rasulullah Muhammad serta hiburan dari Bunda Tio yang mengajak anak-anak berdoa untuk setiap melakukan apapun. Anak-anak benar-benar antusias, mereka lupa dengan permainan yang sia-sia. Di hati mereka akan terpatri energi positif yang disematkan melalui dongeng, yang insya Allah menjadi pedoman mereka dalam kehidupan. Inilah bentuk alternatif untuk membantu mereka terjauh dari dampak negatif gaya hidup teknologi (TV dan SmartPhone) yang dekat dengan mereka semua. Mendekati Magrib anak-anak diberikan hadiah berupa snack dan mereka dipesankan untuk shalat ke masjid. Jadilah hari itu masjid penuh sama anak-anak, sebuah kesan positif dari awal kegiatan. Hanya saja, saya menjadi bingung bisakah saya melanjutkannya? Agaknya saya perlu dukungan, entah dari siapa, karena kegiatan ini tetap saja memerlukan dana, minimal untuk hadiah untuk anak-anak sebagai daya tarik atau sekedar pembeli minuman bagi para pendongeng yang telah menyumbangkan profesinya untuk kegiatan ini. Jika ada hamba Allah yang baik dan dermawan merespon ini, saya sangat berbahagia sekali. Dimuat juga di Maifil.info
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H