[caption id="" align="alignleft" width="366" caption="Angga dalam pelukan sang kakak bersama saudaranya"][/caption] KRESEK - Tiga anak tidur di bale kamar yang lusuh. Bau pesing menyengat dan mewarnai aroma kamar itu. Salahseorang anak terjaga dan menangis, tubuhnya ceking hanya dengan kulit pembalut tulang. Sang kakak Rahayu (15) menghampiri dan menggendongnya dengan penuh kasih sayang. Dialah Muhammad Angga, 4 th, hanya bisa menangis dan tertidur. Tapi di sana ada juga keponakannya Iqbal (1) anak pertama dari Rahayu, juga ikut terbangun. Di sampingnya Ridho (1,5) adik bungsu Angga tertidur pulas. Muhammad Angga yang akrab dipanggil Angga jauh lebih tua dari Iqbal, tapi tubuhnya jauh lebih kecil dari kemponakannya itu. Ia menderita gizi buruk dan terlambat tumbuh kembang. Ketika didapati Tim Darurat Kesehatan (TDK) Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa (LKC-DD) ia dalam kondisi step dan suhu badan panas. Dokter Windrati Wiwara Sukmadi, salahsatu anggota TDK yang memeriksa Angga, meminta untuk evakusi segera. [caption id="" align="alignleft" width="171" caption="Angga dalam pelukan dr. Windi"][/caption] "Angga mengalami dehidrasi dan harus mendapatkan infus," kata dr. Windi begitu akrabnya ia dipanggil, Selasa (13/9) ketika mendatangi rumah Muhammad Angga. Meskipun kondisi Angga saat dijumpai dalam kondisi darurat medis, tapi Tim TDK tidak serta merta dapat mengevakuasi Angga untuk mendapatkan pertolongan. Yang ada di rumah hanya bapaknya Robani, (41), sedangkan ibunya Angga, Anah (27) sedang berkerja di pabrik. Akhirnya tim harus menunggu Anah pulang kerja. Tepat pukul 17.00 Anah sudah sampai di rumahnya, tim TDK langsung menyampaikan gambaran kondisi Angga. Anah pun setuju Angga dievakuasi ke LKC-DD untuk mendapatkan perawatan intensif. Dengan ambulan Angga dilarikan ke LKC-DD didampingi kedua orang tuanya Robani dan Anah. Ridho, juga ikut karena masih menyusu pada ibunya. Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan dari Kemuning, Kresek, Kabupaten Tangerang, kampungnya Angga, akhirnya tim TDK sampai juga di LKC-DD, Pukul 22.00 WIB. Di ruang Unit Gawat Darurat (IGD) sudah standby Duo Irfan, dr Irfan dan Perawat Irfan. Duo Irfan segera memberikan cairan infus dan memeriksa kondisi kesehatan Angga. Secara perlahan, kondisi Angga membaik dan wajahnya yang tadi pucat mulai terlihat memerah. Anah dan Robani, kedua orang tuanya merasa senang anaknya segera tertolong. "Saya tidak dapat berkata apa, kalau tim LKC tidak datang ke rumah saya.Sejak saya berkerja 7 bulan lalu, kondisi Angga mulai menurun, karena saya tidak bisa merawat secara maksimal," tutur Anah. Akhirnya Anah pun mempercayakan sepenuhnya perawatan Angga ke tim medis LKC-DD. Ia sendiri harus segera pulang karena besok pagi ia harus berkerja. Pendampingan Angga selanjutnya dipercayakan kepada suaminya yang sejak 2 tahun yang lalu sudah tidak berkerja tetap. Bila hari libur Anah segera menuju LKC-DD untuk menjenguk sang buah hati. Dokter Yanda yang sedang piket merawat Angga menyampaikan, kondisi Angga dari awal datang sampai hari ini Senin (19/9) sudah jauh membaik. Berat badannya yang semula 5,5 kg sekarang sudah 5,8 kg. "Kondisi umum menunjukan perkembangan yang baik," tutur dr. Yanda. Angga pun sudah dikonsulkan ke dokter spesialis anak LKC-DD, dr. Indra Sugiarno, SpA. Dalam diagnosia dokter tersebut, Angga menderita Cerebral Palsy (lumpuh otak karena lahir prematur) dan Gizi Buruk. Tata laksana yang dianjurkan adalah fisioterapi dan intervensi gizi intensif. "Untuk itu LKC-DD akan segera merujuk Angga untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik di rumahsakit lebih besar. Hal ini sudah didiskusikan dengan pihak Dinas Kesehatan Tangerang yang bersedia membantu pengobatan Angga," jelas dr. Yanda. Setelah dirujuk dan ditangani Dinkes Tangerang nantinya, semoga saja Angga dapat tumbuh normal dengan perawatan yang telaten, sehingga kondisinya tidak kembali ke kondisi awal ketika Tim TDK LKC-DD mendapat info keberadaan Angga dari pesan singkat (SMS) salah seorang wartawan TV Nasional yang bertugas di Tangerang minggu lalu. Ketika itu Tim TDK mendapati Angga dalam kondisi memprihatinkan. Semoga!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H