Lihat ke Halaman Asli

Maifil Eka Putra

jurnalis, enterpreneur, social developer

Agar Rafael Segera Tersenyum Normal

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

CONDET - Mobil ambulance yang membawa Tim Darurat Kemiskinan (TDK) Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa (LKC-DD) keluar dari tol Pasar Rebo dan memutar balik menuju Condet. Sesampai di Rindam, Condet, Jakarta Timur,  tim LKC-DD melakukan kontak dengan artis Fla Priscilla (@MyNameisFLa), yang ternyata sudah menunggu di sebuah gang di jalan Condet tersebut. Tim LKC-DD segera menyusul Fla dan melanjutkan perjalanan ke rumah orang tua bayi Rafael Athar yang menderita Multiple Anomaly Kongenital (mengalami banyak kelainan). Di sana Fla sudah bersama Harphelen, (31) ayah si jabang bayi. Fla dan Harphelen langsung menuntun tim LKC-DD ke sebuah rumah kontrakan,  masuk ke dalam gang tersebut. Di rumah kontrakan satu kamar dengan ruang tamu teras terbuka itu, bayi #Rafael terbaring di atas kasur. Di sampingnya setia menunggu Aat Maryati, (26) sang ibu tercinta yang sesekali mengipasi Rafael agar tidak kepanasan. Miris memang, menatap kondisi Rafael. Bibirnya sumbing, di jidatnya ada beberapa benjolan,  jari kaki dan tangan tidak normal. Acap kali ia menangis, mungkin karena lapar. Ketika itu pula Aat menyuapi susu formula dengan menggunakan botol dot. Tapi proses menyusui itu tidak lancar karena bibir Rafael sumbing dengan gusi dan langit-langit terbelah. Hal itu membuat ia susah menyusu. Tak jarang ia tersedak karena air susu menyusup ke paru-paru dan beradu dengan pernapasannya. Setiap kali Rafael tersedak, setiap itu pula mata Aat dan Harphelen berkaca-kaca. Mereka sedih menimbang nasib anaknya. "Saya sempat tidak menerima kenyataan ini," ucap pria asal Bangka Belitung yang menikahi Aat asal Garut, Nopember 2010 ini kepada tim LKC-DD. Tapi setelah Harphelen menerima nasihat dari banyak orang, akhirnya Ia mengaku, sudah dapat menerima kenyataan itu. Ia pun bangkit dan berusaha untuk mengobati anaknya itu. Harphelen pun sempat merahasiakan kondisi Rafael kepada isterinya selama dua hari. Sejak Rafael dicesar (5/7/2011) di RS Duta Elsama, Kramat Jati, Jakarta Timur, ia dipisah kamar dengan ibunya. Aat mengaku, hanya mendengar suara bayinya setelah dioperasi. Kemudian baru dapat melihat bayinya dua hari berikutnya. Selama dua hari itu, Harphelen menceritakan kondisi bayinya baik-baik saja. Rafael terlahir dengan berat 2790 gram, panjang 51 cm. Akan tetapi ketika mau pulang ke rumah, mau tak mau Aat harus menggendong bayinya. Di sanalah ia sedikit shock melihat kondisi Rafael. Berbagai pikiran berkecamuk di kepala Aat, kasih sayang Harphelen-lah yang mampu menenangkannya. Dua hari mereka mengurusi Rafael di rumah, mereka melanjutkan pengobatan ke RSCM dan di sana dirawat selama 10 hari. Dari diagnosa dokter untuk perbaikan wajah, kaki dan tangan Rafael, dapat dilakukan kalau Rafael sudah memiliki berat badan minimal 5 kg. Sementara saat ini, berat badan Rafael tidak kurang dari 3 kg. Operasi  pun direncanakan secara bertahap dengan estimasi biaya sekitar 400 juta. Karena besarnya biaya inilah, Harphelen mengaku tak sanggup membiayai dengan gajinya yang Rp2 juta per bulan sebagai kurir dan marketing toko alat listrik di Kenari Mas Salemba, Jakarta Pusat. Akhirnya ia mencoba mencari  bantuan melalui teman-temanya. Salahseorang teman mengunggah foto dan cerita Rafael lewat email, sampailah cerita ini kepada Silly @justsilly dan dimension ke @MyNameisFla yang diteruskan ke Dodi di Singapura. Dodi yang berteman dengan Direktur LKC Dompet Dhuafa dr. Yahmin Setiawan, MARS (@yahminlkc) membicarakan hal ini dan diminta menghubungi Fla. Dokter Yahmin segera menindaklanjuti dengan melakukan rapat virtual dengan Manager Corsec Masitoh, AmG. Keputusan rapat dilanjutkan ke Maifil (@maifil) Staf Corsec bidang Humas,  Perawat Rahayu Rahmani dan Muchtar Sopa (Koordinator tim veryfikasi) untuk merespon panggilan darurat kemiskinan ini. Pukul 10.00 WIB, Senin (22/8/2011) TDK LKC-DD lansung meluncur ke Condet menuju tempat yang dijanjikan Fla. Di sana Perawat Rini langsung melakukan analisa medis yang sudah dijalani, Muktar Sopa melakukan verifikasi kememberan. Dari analisa medis diketahui, penyebab cacatnya Rafael diperkirakan terinfeksi virus toksoplasma semasa dalam kandungan, dan Ia pun lahir prematur (masa kehamilan yang tidak cukup). Rafael dilahirkan umur 8 bulan dalam kandungan, dan terpaksa dicesar karena kekeringan. Ketuban sudah pecah sejak 3 hari sebelum operasi cesar dilakukan. Menurut Harphelen, kondisi Rafael saat lahir sudah membiru karena infeksi dari air ketuban. "Perawatan pasca lahir yang telaten membuat Rafael terselamatkan", jelasnya. Dan harapan Harphelen pun berlanjut, agar anaknya bisa tumbuh normal. Ia berharap bibir, kepala, kaki dan tangan anaknya dapat diobati. "Saya pengen melihat anak saya suatu saat tersenyum dengan bibir yang normal," ungkapnya lirih. Karena itu pula rekan-rekan Fla, Silly dan LKC-DD berusaha membantu Harphelen dan keluarga. Tim dokter LKC-DD sudah menjadwalkan Rafael untuk dikonsulkan ke spesialis anak LKC-DD dr. Asti Praborini, SpA, IBCLC, Jumat (26/8/2011). Langkah ini semua, agar Rafael segera tersenyum normal. -Maifil

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline