Lihat ke Halaman Asli

Maifil Eka Putra

jurnalis, enterpreneur, social developer

Sukriyah Pasrah karena Kanker Payudara

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

[caption id="attachment_113880" align="alignleft" width="300" caption="Sukriyah di ruang rawat LKC-DD"][/caption] SERANG - Rumah yang berukuran 5 x 6 meter yang bercat warna pink terlihat sudah kusam. Rumah itu tanpa plafon dan tampak sunyi. Di ruang tengah rumah yang sangat sederhana tersebut, di atas kasur yang sudah usang terbaring Sukriyah, 36 tahun. Tatapannya kosong, tubuhnya lemas dan nyaris tidak bisa melakukan apa-apa selain hanya bisa berbicara dan menggerakan tangannya. Februari 2009 lalu, ibu empat anak ini telah menjalani operasi payudara kiri karena kanker yang menggerogotinya. Karena persoalan biaya pula yang membuat Ia tidak melanjutkan kemoterapi yang dianjurkan dokter. Akibatnya sejak 3 bulan lalu penyakitnya itu membaringkan ia ke tempat tidur. Kendatipun sejak pasca operasi penyakit itu masih menyerikan dadanya, tapi ia masih bisa beraktifitas. "Sejak 3 bulan ini saya hanya bisa berbaring saja di tempat tidur," jelas Sukriyah dengan terbata-bata. Penyakit kanker payudara yang diderita Sukriyah (37) diketahui saat ia menyusui anak bungsunya terasa ada benjolan aneh di payudaranya. Karena merasa ada kelainan ia pun memeriksakan ke Puskesmas lalu dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Serang. Berdasarkan diagnosa dokter, Sukriyah menderita kanker payudara yang ganas. Setelah dilakukan beberapa kali pemeriksaan akhirnya dilakukan operasi pengangkatan payudara pada 15 Mei 2009 di Rumah Sakit Bedah Benggala Kota Serang. Pasca operasi dokter menyarankan untuk menjalani kemoterapi. Hanya saja karena keterbatasan dana nasehat dokter itu diabaikannya. “Waktu operasi dulu menghabiskan biaya Rp. 6 juta, itupun dapat minjam dari sana-sini, untuk kemoterapi kami sudah tidak sanggup lagi,”  tutur Sukriyah. Warga Kampung Ulanica RT 03/ RW 04 Kelurahan Karundang, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang ini akhirnya hanya bisa pasrah dengan penderitaan yang dirasakannya. Suaminya Kriji (40) berkerja sebagai buruh serabutan. "Terkadang saya membantu teman menjualkan duren, apabila musim tiba," ungkap Kriji. Kriji mengakui dengan penghasilan yang tidak menetap, ia tidak sanggup membiayai pengobatan isterinya. Karena itu ia merawat isterinya semampunya di rumah. Sejak 3 bulan terkahir pun Kriji tidak bisa berkerja karena harus mendampingi isterinya yang kepayahan. Kriji pernah mengurus surat keterangan tidak mampu untuk mendapatkan jaminan kesehatan masyarakat guna pengobatan isterinya. Namun harapan untuk menerima bantuan sia-sia, hanya karena kesalahan menulis pekerjaan suaminya di Kartu Keluarga (KK) yang dibuatnya. Dalam KK Kriji bekerja sebagai wiraswasta yang seharusnya buruh atau tanpa pekerjaan. “Mana mungkin pekerjaan wiraswasta dapat bantuan, berarti bapak mampu, seharusnya buruh lepas. Dan KK punya saya dicoret-coret oleh petugas RSUD,” kata Kriji sambil menirukan gaya pegawai RSUD tersebut. Akhirnya Kriji membawa pulang isterinya dengan segenap rasa kecewanya. Akhirnya bak menyimpan buah busuk, tercium juga oleh wartawan tentang laranya nasib keluarga Kriji. Media elektronik dan cetak di Serang pun mempulikasikan derita Sukriyah yang akhirnya memaksa Kadinkes Serang turun menjenguknya ke rumah. Saat itu keluarga Kriji dijanjikan akan membantu pengobatan Sukriyah dengan dirujuk ke RSUD, tapi nyatanya setelah ke sana Sukriyah harus kembali pulang dengan kecewa, karena dia hanya diberikan obat rawat jalan. Dengan latar belakang itu pula Forum Wartawan Serang meminta bantuan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa (LKC-DD) untuk membantu pengobatan Sukriyah. Karena ini panggilan darurat kemiskinan, tim LKC-DD langsung turun ke rumah Sukriyah dan kemudian mengevakuasi Sukriyah ke klinik LKC-DD di Ciputat. Saat ini penyakit Sukriyah sedang diteliti tim dokter LKC-DD dan akan dilakukan tindakan medis segera sesuai saran tim dokter. Bagi yang ingin berbagi dengan Sukriyah dapat ditransfer ke rekening LKC-DD. Semoga cepat sembuh Sukriyah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline