Lihat ke Halaman Asli

Maifil Eka Putra

jurnalis, enterpreneur, social developer

Emergency Response Medic (ERM) LKC-DD untuk Gizi Buruk di Padasuka

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1302915123652724330

[caption id="attachment_101955" align="alignleft" width="300" caption="Samin (buka baju) di depan gubuknya"][/caption]

Secarik kertas print out mailinglist Kader Kota Tangerang, Jumat (15/4/2011)  mengabarkan tentang nasib dari keluarga miskin di Padasuka yang ditemui oleh  Anggota Legislatif dari Fraksi PKS Propinsi Banten Sanuji Pentamarta yang reses ke kawasan tersebut beberapa hari sebelumnya.

Surat elektronik itu menyatakan bahwa ada sebuah rumah milik Samin dan Asiah,  yang di sana juga tinggal anaknya Sanah dengan kedua anaknya Hasanuddin dan Sanuri yang tengah mengalami gizi buruk. Sementara  seluruh anggota keluarga juga dalam kondisi sakit. Mereka tinggal di rumah gubuk kecil yang tidak layak huni, yang  juga menurut anggota dewan tersebut, ditenggarai sebagai keluarga paling miskin yang pernah ia temui selama  12 tahun ini.

Hal ini membuat Direktur LKC-DD dr. Yahmin Setiawan, MARS prihatin dan langsung mengadakan rapat kilat dengan Manager Pengembangan Program dan Corsec (PPC) LKC-DD Masitoh dan Kepala Bagian Program LKC-DD Roby Suryadi, Jumat (15/4). Rapat kilat ini memutuskan LKC-DD untuk menurunkan Tim Emergency Response Medic (ERM) ke kawasan yang dimaksud. Ditunjuklah Maifil Eka Putra (Staf Corsec), Meyta (Ahli Gizi) dan Yusuf (driver) untuk terjun langsung ke kawasan itu guna memberikan pertolongan emergency, sembari mengumpulkan data untuk keperluan program layanan sehat selanjutnya.

Tepat selesai shalat Jumat, dengan ambulance tim memulai perjalanan  menuju Kampung Padasuka, Warunggunung, Lebak, Banten, setelah mempersiapkan beberapa bekal untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) apabila di lapangan nanti diperlukan. Di sepanjang perjalanan Tim berkoordinasi dengan anggota legilatif yang menyampaikan kabar itu sebelumnya. Ia pun menunjuk Adin dan Handoko dari Fraksi PKS DPRD Rangkasbitung untuk mendampingi Tim ERM LKC-DD ke sana. Dibuatlah perjanjian untuk bertemu di Alun-Alun Kota Pandeglang yang kemudian  dalam perjalanan tempat bertemu berubah menjadi di samping Polsek Warunggunung.

Setelah Tim LKC-DD dan utusan Fraksi PKS DPRD Rangkasbitung bertemu sekitar 16.30 WIB, selanjutnya tim langsung menuju ke rumah Samin di Desa Padasuka. Ternyata apa yang disampaikan Aleg Sanuji benar adanya, rumah Samin bak seperti kandang sapi yang tak layak dihuni manusia. Hanya berukuran 2x3 terbuat dari bambu dan banyak bolongan dari sana-sini dan berlantaikan tanah. Di sinilah 5 orang anggota keluarga hidup selama ini. Sementara rumah-rumah tetangganya, tidaklah seperti demikian. Di sekitar Rumah Samin berdiri rumah permanen dengan kokohnya. Tetangga Samin terlihat hidup layak dan berkecukupan.

Sementara itu, Samin yang ditemui Tim LKC-DD  sedang berada di belakang gubuknya tengah mengais-ngais tumpukan sampah di depan rumahnya. Ia mencari barang-barang yang diperlukannya. Bersyukur sebelum tim LKC-DD datang, tim Fraksi PKS Rangkasbitung sedang membangunkan rumah yang layak di samping pondok Samin itu. Rumah yang sedang dibangun secara gotong royong bersama warga itu, terlihat sudah naik dinding dan hampir pemasangan rangka untuk atapnya. 

Sementara itu kesehatan keluarga ini pun mulai diperhatikan oleh tim FPKS, pertama dengan membawa Sanuri dan Hasanuddin ke rumah sakit, karena kondisi Sanuri sudah membaik Ia pun hanya dirawat jalan dan kemudian dititipkan di rumah salahseorang kader PKS setempat. Lain dengan Hasanuddin, ia harus dirawat di RSUD Rangkasbitung karena kondisinya lebih parah dibanding kakaknya. Di RSUD Hasanuddin didampingi oleh Asiah, neneknya, karena ibunya sendiri Sanah menderita kelainan mental sejak ditinggal suaminya, sehingga tidak bisa merawatnya dengan maksimal.

Karena kondisi Sanuri dan Hasanudin yang sudah tertangani, Tim ERM LKC-DD lalu beralih pada keluarga yang lain di Desa tersebut yang berkemungkinan bernasib tidak jauh beda dengan Sanuri dan Hasanudin. Ternyata benar, Kepala Desa Jarwo memberikan info beberapa anak yang tengah mengalami gizi buruk. Salahsatunya Defrianto, umurnya sudah 6 tahun 7 bulan, tapi badannya masih sebesar bayi berumur 7 bulan. Akhirnya tim langsung  menuju ke rumah bersangkutan. Saat ditemui Ibu Defrianto sedang memasak goreng jengkol, sedangkan Defrianto tergeletak dilantai rumahnya sambil menangis. Kondisi fisiknya sangat memprihatinkan, kecil, kurus, perut buncit, sungguh jauh dari  fisik anak berumur 6 tahun.

[caption id="attachment_101957" align="alignleft" width="300" caption="Kondisi Defrianto, 6 Tahun"][/caption]

Setelah melihat dengan seksama kondisi Defrianto, Tim ERM Gizi LKC langsung menyampaikan kepada Lurah Jarwo, bahwa kondisi Defrianto sudah kritis harus segera mendapatkan pertolongan medis. Untuk itu hendaknya pihak keluarga dan pemerintahan setempat berkenan mempercayakan kepada LKC-DD untuk memberikan pertolongan medis dan perbaikan gizi Defrianto. Jika disetujui Defrianto akan dibawa ke LKC-DD di Ciputat guna perawatan secara intensif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline