Lihat ke Halaman Asli

Maifil Eka Putra

jurnalis, enterpreneur, social developer

Dari Sejak Lahir Mata Kanan Umi Belum Melihat Bumi

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Belakangan Umi Hani, 9 th, suka lelah dan malu kalau bertemu teman-teman sebaya.  Anak pertama dari 4 bersaudara ini  bahkan sudah 2 bulan ia tidak masuk ke sekolah. Teman- temannya selalu mengejek penyakitnya hingga ia tak berdaya bertemu teman-temannya itu. "Ia duduk di Kelas 3, SD Senkubang, Kecamatan Lempawa Hilir, Kabupaten Pontianak, Kalimatan Barat, tapi sudah 2 bulan nggak masuk sekolah karena malu sama teman-temanya yang selalu mengejeknya. Ia pun belakangan ini cepat lelah, kalau malam sering menangis dan susah tidur," cerita Muhammad Karmawan, 40 th, orang tua Umi Hani ketika berjumpa wartawan di Gedung Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC), Dompet Dhuafa (DD), Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (13/4/2011). Muhammad membawa anaknya dari Pontianak, Kalimantan Barat,  ke LKC-DD Ciputat untuk mendapatkan pengobatan penyakit tumor yang tumbuh di matanya. Menurut pengakuan Muhammad, tumor itu sudah ada sejak ia lahir. Awalnya hanya bintik kecil menonjol di mata kanannya. Bintik itu menutupi mata itu, hingga dari lahir mata kanan Umi tak pernah melihat bumi. Khawatir ada apa-apa dengan anaknya, Muhammad dan isterinya membawa anaknya ke dokter spesialis anak di RSUD Soedarso, Pontianak.  Waktu itu, kataMuhammad, dokter hanya mengatakan anaknya tidak apa-apa, bintik itu tidak mengenai syaraf. Untuk mengobatinya memang perlu operasi, tapi sebaiknya tunggu kalau umur Umi sudah 8 tahun. Sejak itulah bintik di mata Umi dibiarkan orang tuanya hingga ia berumur 8 tahun. Ternyata bengkak itu makin membesar, saat ini sudah sebesar kelereng dan bengkak juga menyebar ke pipi dan menarik sebagian bibirnya. Jika Umi kelelahan, dari celah matakanan yang membengkak itu terus keluar air. Sesuai saran dokter, tepat umur Umi 8 tahun, setahun yang lalu, ia dibawa kembali ke dokter spesialis anak di RSUD Soedarso lebih kurang 6 kali rawat jalan, di sana dilakukan biopsi (pemeriksaan mendalam terhadap penyakit) dengan mengambil sebagian cairan dari yang bengkak tersebut. Alhasil, dokter merekomendasikan untuk dioperasi. Sayang langkah operasi menjadi tertunda, karena sebagai buruh serabutan yang membantu mertua di kebun kelapa, Muhammad tidak mempunyai kemampuan untuk membiayai upaya operasi anaknya itu. Ditambah lagi isterinya, ibunya Umi, juga sedang sakit asma, juga membutuhkan pengobatan serius. Karena keterbatasan kemampuan itu, pengobatan ibunya Umi menjadi tidak maksimal, sehingga pihak keluarga harus pasrah ketika Allah SWT memanggil kepangkuan-Nya,  2 bulan lalu, meninggalkan Umi yang sedang sakit dan 2 orang adik yang masih bayi, Muhammad Khairozi,  6 tahun dan Miftahul Helmi, 2 tahun. Setelah ibunya meninggal, tante ibunya atau nenek dari Umi Hani, Syania Erfiyanti, 35 tahun, berkunjung takziah ke rumah. Melihat sakitnya Umi, ia menjadi tersentuh. Akhirnya Syania, membawa Umi ke Dompet Umat atau Dompet Dhuafanya Pontianak, meminta bantuan untuk pengobatan Umi. Mereka diterima Manager Daya Guna Dompet Umat, Pontianak, Syahrul. Setelah pihak Dompet Umat melakukan verifikasi terhadap keluarga Muhammad Karmawan yang tinggal di Dusun Bugis Sengkubang, Kecamatan Lempawa Hilir, Kabupaten Pontianak, Kalimatan Barat, mereka diputuskan berhak mendapatkan bantuan, karena kondisi ekonominya yang berkekurangan. Menyangkut penyakit Umi Hani, setelah dimusyawarahkan tim Dompet Umat, akhirnya memutuskan untuk membawa Umi Hani ke  Jakarta  guna pengobatan tumornya itu. Di Jakarta Dompet Umat tidak sendiri, Syahrul membawa Umi Hani ke LKC-DD untuk meminta bantuan pendampingan medis selama pengobatan di Jakarta. Bak gayung disambut, keluarga Umi Hani pun lolos verifikasi dari tim survey LKC-DD, sehingga mereka diberikan bantuan putus untuk pengobatan tumor Umi Hani. Tim rujukan LKC-DD langsung menjadwalkan konsul spesialis untuk Umi Hani per Kamis (14/4) ke RS Kanker Dharmais. Semoga cepat sembuh Umi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline