Lihat ke Halaman Asli

Mahyu Annafi

Guru Ngaji

Marshel dirujak di Somasi Close The Door

Diperbarui: 2 Oktober 2024   17:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar acara Somasi Close The Door

Nama Marsel mencuat di pilwalkot Tangsel. Rencananya akan menemani Bang Reza, namun elektabilitas juga pamornya sebagai komika menjadi satu di antara rintangan terberatnya. Suara tak enak menjadi serangan bertubi dari kawan sejawatnya. Lambat laun, Marsel gagal ikut berkompetisi.

Hal itu bisa kita lihat di acara somasinya Close the Door, hampir di sepanjang acara ia jadi bahan ejekan pun candaan kawan komika di sana. Oki yang paling semangat menelanjangi alasan juga keputusan Marsel ikut kontestasi politik di tangsel sana. Begitu pula komika lain, mungkin yang paling keras adalah Pandji Pragiwaksono.

Keputusan Marsel ikut nyemplung di sana seperti aib sendiri untuk kalangan komika, mungkin takutnya suaranya jadi ompong atau jadi boneka saja. Di kesemapatan lain Panjdi mempertanyakan keputusan elit Gerindra, kenapa menunjuk Marshel di antara kader partainya yang potensial. Jangan-jangan hanya alat mendulang suara saja demi mendongkrak simpati masyarakat.

Menyaksikan ini, saya kok heran. Bukanknya Marsel ikut konetestasi adalah haknya sebagai warga negara. Ia terjun ke politik berangkat dari keresahannya dan terpenting restu dari elit partai.

Apa yang ia resahkan? Banyak pastinya, hal itu bisa kita lihat di podcas-nya Total Politik. Di sana ia jelaskan, apa saja program yang bakal ia lakukan sekiranya terpilih menjadi pejabat di Tangsel. Mulai dari hal kecil sampai kepada memangkas angka pengangguran akut.

Singkatnya, ia bisa melihat persoalan nyata di sana. Tidak sekedar nyasar di dunia politik. Kabarnya, di Gerindra pun sudah dari 2018 menjadi simpatisannya. Ada pun benar atau tidak ucapannya, itu urusan nanti pas terpilih. Sebagai calon, siapapun orangnya pasti jualan janji.

Terpenting dari itu, Marsel dapat rekomendasi partai. Menurut esai-nya Bang Putera di Total Politik, rekomendasi partai itu hal vital bagi seorang politisi untuk ikut terjun ke gelanggang kontestasi politik. Tidak semudah isapan jempol. Perasaan itu pernah dirasakan Pasha Ungu, bagaimana ia harus menunggu dengan harap-harap cemas untuk direkomendasikan partainya waktu itu.

Jadi ditunjuknya Marsel menemani Bang Reza bukan tanpa alasan. Ada sebab dan pertimbangan partai yang dilakukan. Mesin partai bergerak untuk membaca keinginan masyarakat. Nama Marsel masuk bursa, mungkin dilihat dari kreatifitasnya dan aktifitasnya selama ini. Walau pun kemudian waktu berkata lain.

Lagian selama ini komika termasuk yang rajin mengoreksi kebijakan pemerintah, mana yang pro rakyat dan mana yang blunder. Masuknya Marsel ke politik praktis apa tidak bisa dikatakan usaha untuk melihat dinamika politik nyata di dalam dan berusaha memperbaikinya semampu yang ia bisa lakukan. Ada pun hasilnya, itu urusan nanti.

Sikap kawan-kawan komika yang melihat masuk ke ceruk politik praktis penuh noda memang tak salah, kenyataannya memang begitu. Betapa banyak yang masuk ke sana menjadi sosok lain dan sialnya tertangkap pula penegak hukum. Akan tetapi, kalau terus antipati karena dunia politi banyak diisi oleh orang yang ketahuan kotor, yang ada politik akan tetap kotor. Entah siapa yang mau membersihkannya. (**)

Pandeglang, 2 Oktober 2024   17.45  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline