Lihat ke Halaman Asli

Mahyu Annafi

Guru Ngaji

Toleransi Tak Cukup Kata-Kata

Diperbarui: 9 Juli 2024   01:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber tangkapan layar di Youtube Jeda Nulis.

Saya baru saja menonton beberapa podcast Habib Ja'far dengan beberapa tokoh agama lain. Di antaranya dengan Bante, tokoh agama Budha menyoal persefektif Budha tentang alam, binatang juga tumbuhan misalnya.

Ternyata, tak semua ummat Budha itu tak memakan daging. Ada yang memperbolehkan tapi dengan syarat. Syaratnya tak boleh menyembelih langsung, menyuruh dan sebagainya.

Habib Ja'fatr menyeimbangi katanya di Islam justeru boleh dan dianjurkan. Bahkan yang paling baik itu, orang yang berkurban itu harus menyembelihnya dengan tetap memperhatikan etika dan tatacara Islam di dalamnya. Misalnya, dengan pisau yang tajam dan tak boleh di depan hewan lain.

Dalam hal ini Bante katakan, kita berbeda tapi saling menghormati dengan perbedaan itu. Perbedaan itu jangan sampai membuat luka untuk saling melukai. Toleransi itu bukan kamu menjadi aku atau aku menjadi kamu. Toleransi adalah aku dan kamu menajadi kita, berbeda untuk saling memahami.

Kita kan tahu, Indonesia terkenal kaya alamnya dan beragam suku bangsa, pun beragam agamanya. Meski pun Islam mayoritas di negeri tercinta, bukan berarti tak memberi ruang untuk agama lain mengekspresikan agamanya. 

Lima tahun yang terakhir ada yang masih meributkan Islam dan Keindonesiaaan. Ada pula yang terus menggaungkan toleran dan intoleran. Seolah itu isu baru yang belum selesai di bahas pada pendahulu kita.

Padaahal kita sudah sama-sama paham, indonesia bukan negara satu agama tapi menghormati agama. Itulah sebabnya, di poin pertama Pancasila Ketuhanaan yang Maha Esa ditempatkan. Artinya, Tuhan adalah kepercayaan utama dalam aspek kehidupan.

Saat kita meyakini bertuhan sejatinya kita pun harus menyadari kewajiban kita sebagai hamba Tuhan. Hamba yang semampu mungkin menjalankan ajarannya itu cirinya. Toleransi dasarnya adalah ajaran Tuhan. Mau apa pun agamamu inti ajaranya adalah kebaikan.

Peristiwa di Pamulang, Tangerang itu sesungguhnya peringatan pada kita toleran itu tak cukup kata-kata saja. Harus ada tindakan. Sikap dan usaha yang kita lakukan.

Edukasi pada anak-anak muda itu penting, agar kita sama-sama tahu. Semangat kebersamaan harus terus dipupuk. Perbedan itu jangan terus dilebarkan tapi dipersempit dengan dialog.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline