Lihat ke Halaman Asli

Mahyu Annafi

Guru Ngaji

Penulis Pemula Itu Seperti Kupu-Kupu

Diperbarui: 3 Juni 2024   12:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Menulis Itu Proses Seperti Kupu-kupu. (Pixabay/Heungsoon)

Sebagai orang yang baru aktif di Kompasiana, ada keinginan ingin cepat dikenal. Caranya, terus menulis sebanyak yang aku bisa. Mengikuti trend dan lain-lain. Terlebih bangaimana caranya agar banyak dikujungi. Siang-malam dilakukan.

Apa itu berhasil? 

Belum bos, susah juga ternyata. Ada fase dan proses yang harus dilakukan. Pikir saja, aku kan baru gabung dan tiba-tiba ingin muncul di puncak klasemen, kalau gak sehat pasti ya pokoknya gitu. Dan aku rasa, kamu dan sekalian pembaca pernah mengalaminya. Atau tengah mengalaminya. Hem, iya kah?

Semua Butuh Proses

Seperti kupu-kupu yang indah dan merona, di balik itu ada proses di mana ia harus menjadi kepompong. Sebelumnya ia hanya ulat yang penuh bulu nan mencolok.

10 dari 7 orang pasti membencinya. Selain bikin gatal juga agak menakutkan. Lantas, jadilah ia menjadi kepompong, bertapa di sana untuk waktu yang tepat. Apa itu cukup?

Tidak. Ia pun harus menikmati proses di sana untuk menumbuhkan sayang juga merontokkan kulit juga bulu-bulu tajam. Berganti seragam yang lebih berani nan mecolok tapi estetik. 

Apa itu cukup?

Ia harus menunggu dan menunggu sampai waktunya ia nanti keluar dari tabung lembut nan mengantung itu. Barulah ia akan keluar dan terbang ke angkasa raya. Melihat bumi dengan warna dan pesonanya.

Kalau lapar ia akan mencari bunga-bunga yang indah, singgah di kelopaknya dan meminum madunya. Ia akan singggah di sana karena kini sudah punya "warna" bukan lagi "ulat" yang tadinya ditakuti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline