Lihat ke Halaman Asli

Bendera Setengah Tiang: Menelusuri Jejak Duka dan Harapan

Diperbarui: 17 Oktober 2024   01:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Novel ini menceritakan tentang sebuah perjuangan mahasiswa aktivis dari kampus Veteran. Mereka bersuara untuk meminta keadilan atas kejahatan hak asasi yang dilakukan oleh pejabat kampusnya sendiri. GEMARAN (Gerakan Mahasiswa Veteran) merupakan salah satu organisasi Universitas Veteran yang beranggotakan Aidan, Genta, Ashlan, dan Sabiru. Pada awalnya, mereka sama seperti mahasiswa lainnya yang hanya mendengarkan dosen dan juga mengerjakan tugas, namun mereka tidak bisa tinggal diam setelah mengetahui adanya pejabat yang melakukan kejahatan hak asasi dan pelecehan seksual. Mereka mencari tahu lebih dalam mengenai kasus tersebut. Betapa kagetnya Aidan dan teman-teman setelah mengetahui banyaknya teman mereka yang menjadi korban kejahatan dan banyak dari mereka yang tidak bisa melawan dikarenakan ancaman yang diberikan oleh para petinggi.

Di sisi lain, GEMARAN juga harus melawan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) yang dianggap menjadi budak pejabat kampus karena mereka sama sekali tidak mendukung mahasiswa. Di tengah gempuran kasus itu, suatu pemantik lain pecah yakni runtuhnya gedung UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), dikarenakan gedung tersebut memang sudah tidak layak untuk ditempati. Padahal pengajuan proposalnya perbaikan gedung sedang diperjuangkan oleh GEMARAN. Akibat runtuhnya gedung tersebut, memakan banyak korban yakni 2 mahasiswa dinyatakan tewas, 3 mahasiswa mengalami kritis, dan 2 mahasiswa lainnya mengalami cacat permanen. Setelah kejadian itu, GEMARAN dan mahasiswa lainnya berusaha kembali menyuarakan kasus pelecehan, namun suara mereka tidak pernah didengarkan oleh para pejabat kampus. Mereka selalu diawasi langkahnya dan tidak ada cara lain selain melawan.

Maka dari itu, mereka nekat untuk melakukan aksi unjuk rasa. Aksi unjuk rasa ini dilakukan pada hari Sabtu. Seluruh mahasiswa Veteran diimbau untuk berkumpul di suatu tempat untuk diberi arahan pada saat turun aksi nanti. Setelahnya, mereka semua menuju gedung rektor dan meminta hak keadilan untuk para korban. Namun, sayangnya pada saat aksi unjuk rasa, Aidan dan teman-teman lainnya yang dikenal sebagai mahasiswa aktif dalam mengkritik kinerja kampus dan menyuarakan hak asasi dinyatakan menghilang. Beberapa hari kemudian, mahasiswa yang bernama Sabiru ditemukan tewas di dalam kos.

Sabiru diduga melakukan bunuh diri. Setelah mengetahui kejadian Sabiru, Aidan dan teman-teman lainnya berhasil ditemukan di sebuah tempat yang sangat kumuh. Ternyata, selama ini mereka disembunyikan oleh BEM dan disiksa sampai ada beberapa mahasiswa yang dinyatakan tewas. Hal ini menjadi sejarah kelam yang dijuluki sebagai "Tragedi Sabtu Berdarah". Setelah mereka berhasil kembali ke rumah masing-masing, seluruh mahasiswa diiimbau untuk berkumpul di kampus guna melakukan upacara bendera setengah tiang untuk menghormati kepergian teman-teman yang gugur pada saat aksi unjuk rasa.

Secara keseluruhan, "Bendera Setengah Tiang" memiliki daya tarik tersendiri, tetapi juga memiliki beberapa aspek yang bisa diperbaiki untuk membuat cerita lebih kuat dan berkesan. Beberapa pembaca mungkin merasa berada dalam suasana yang mencekam  seperti di dalam ceritanya, dan beberapa pembaca juga dapat merasakan ketegangan yang sama seperti yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam cerita tersebut.

Kelebihan

Kelebihan dari novel ini banyak sekali hal positif yang dapat kita pelajari. Yakni, terdapat hal-hal positif yang disampaikan oleh penulis kepada pembacanya, penggambaran tokohnya  sangat jelas, dan dapat membawa kita sebagai pembaca masuk kedalam suasananya yang tegang dan mencekam.

Kekurangan

Kekurangan dalam novel ini yakni, banyak kalimat-kalimat yang salah ketik. Akan tetapi, kesalahan tersebut sama sekali tidak mengurangi minat saya untuk membaca novel ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline