Lihat ke Halaman Asli

Di Balik Mereka Bertanya

Diperbarui: 10 November 2017   17:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malu bertanya sesat di jalan, bertanya terus menyesatkan (Gambar: Adesmurf.wordpress.com)

Hayy sahabat kompasianer, jangan bosen berjumpa dengan saya ya. Sebelum membahas tentang 'bertanya',saya mau bertanya dulu nih sama kalian. hehe

Apa kalian sering bertanya?

Kenapa kalian bertanya?

Bertanya adalah sebuah kekuatan. Karena dengan bertanya kita memberikan sebuah inspirasi dari sebuah ide yang ingin kita sampaikan. Bertanya memberikan ruang kepada setiap individu untuk berfikir secara kritis, ini hal yang terbaik yang harus dilakukan dalam setiap kesempatan.

Namun, realita yang ada pada kehidupan khususnya para mahasiswa zaman now,yang mungkin kita pernah mengalaminya adalah masalah bertanya di ruang kelas. Bukan sebuah masalah mereka bertanya, namun yang menjadikan itu sebuah masalah karena orientasi bertanya mereka yang bisa dibilang, hmmm.. mungkin salah. Mereka hanya menjaga eksistensi dalam kelas dengan cara mereka yang terkesan "pintar namun bodoh".

Mengapa saya berani mengatakan demikian, karena mereka hanya sekedar bertanya dengan pertanyaan-pertanyaan yang dangkal, tak berbobot, yang penting mereka di catat oleh dosen sebagai penanya. Lebih ironis lagi apabila mereka yang bertanya tapi sudah mengetahui jawabannya. Bisa dipastikan peristiwa kerjar-mengejar pun terjadi. Aneh bukan?

Saya lebih menghargai mereka-mereka yang memang tidak tahu pembahasannya dan menanyakan kembali apa isinya.

Ya memang pepatah mengatakan "malu bertanya sesat dijalan" namun mengertilah, kita ini mahasiswa. Posisikan dirimu selayaknya mahasiswa. Orientasi itu pada keilmuan bukan pada huruf "A" pada selembar kertas.

Hal yang terpenting adalah menciptakan budaya bertanya untuk para mahasiswa khususnya dan untuk setiap individu pada umumnya, supaya mereka selalu berfikir dan terus berinovasi yang akan memberikan sebuah kontribusi bagi peradaban dunia.

Tahukah kalian?

Peradaban kita sebetulnya dimulai dari rasa penasaran, dari rasa penasaran muncullah pertanyaan, dari pertanyaan muncullah pemikiran, dari pemikiran muncullah kemajuan, dan dari kemajuan muncullah peradaban.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline