Suami yang hebat adalah suami yang membantu pekerjaan istri. Sebab dia tahu pekerjaan istri itu berat dan non stop.
Dari bangun tidur sampai tidur lagi, malah di tengah malam dia bangun karena anaknya bangun. Pekerjaan istri ngurus anak saja sudah repot ditambah mengerjakan pekerjaan rumah tangga nyuci baju, nyuci piring, ngepel, jemur baju, masak, nyetrika dsb.
Ah itu kan pekerjaan mereka sebagai istri?
Kata siapa, sebab kewajiban istri dalam islam adalah hanya melayani suami. artinya bila suami sedang berhajat melepaskan hasratnya.
Maka sang istri tidak boleh menolak , istri wajib melayani suami meskipun sedang berada di punuk unta, demikian kata kekasih kita Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Bila istri menolak maka akan dilaknat oleh malaikat.
Adapun pekerjaan rumah tangga bukanlah kewajiban istri, tapi pekerjaan bersama.
Sejatinya kalau kita runut kewajiban kita sebagai suami adalah menafkahi sandang pangan papan. kita wajib memberi nafkah memberi makan, maka sejatinya kita bekerja mencari nafkah, dapat uang, kita belikan beras\, kita masakkan kemudian kita sediakan untuk istri kita. istri kita tinggal makan sebab kewajiban memberi makan istri adalah kita.
Namun seiring berjalannya waktu karena kita repot dan istri sangat sayang kepada kita, maka istri yang mengambil peran masak untuk memudahkan kewajiban kita.
Poinnya di sini adalah memberi nafkah makan adalah kewajiban kita. namanya memberi nafkah tentu tidak dalam bentuk beras mentah namun sudah ada nasi lauk sayuran dsb.
Nah kalau masak bukan kewajiban istri kenapa kita marah2 kalau masakan tidak sesuai yang kita inginkan, toh sebetulnya istri kita membantu kita memasakkan untuk kita bersama, dia mengambil peran masak demi sayangnya pada kita.
Begitu pun mencuci baju, menjemur, menyetrika bukanlah kewajiban istri.