Lihat ke Halaman Asli

Mahmud Khabiebi

Manusia paling beruntung sedunia, suka menulis

Tentang Kemacetan di Sekitar Undip

Diperbarui: 17 Februari 2023   06:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Semester genap di Universitas Diponegoro (Undip) sudah dimulai sejak senin lalu, kegiatan sivitas akademika kembali berjalan seperti sedia kala. Jalanan Tembalang yang hari minggu lalu masih sepi, senin sudah macet kembali.

Kemacetan yang biasa terjadi pada sore hari ini sudah menjadi kawan setia bagi mahasiswa. Ada yang baru pulang kuliah, ada yang baru akan berangkat nongkrong atau mencari makan di tempat favoritnya. Mereka bersama-sama memadati jalanan dengan kendaraan masing-masing.

Banyak yang mengeluhkan kondisi ini tetapi mereka pun tidak punya pilihan untuk tidak ikut terjebak dalam kemacetan karena faktanya kondisi di lapangan memang mendukung untuk itu. Mulai dari wilayah kampus yang berbukit dan sangat luas, jalan yang lebar, hingga fasilitas parkir yang terus dibangun pihak universitas. Tidak ada alasan untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi di sekitar kampus. Apalagi ditambah tidak adanya transportasi umum yang memadai.

Induced demand

Kemacetan di kampus ini seharusnya bisa diatasi. Ironis, keberadaan kampus yang diharapkan menjadi solusi bagi masalah sosial di lingkungan sekitarnya malah menambah masalah baru bagi warga lokal.

Persoalan ini sering menjadi bahan perbincangan mahasiswa Undip di media sosial twitter. Mereka mengidentifikasi penyebab kemacetan adalah mobil pribadi, parkir liar, dan jalan sempit. Dua di antaranya memang menjadi penyebab kemacetan sepanjang jalan Prof. Soedarto. Tetapi soal lebar jalan, sebenarnya sudah cukup.

Solusi untuk mengatasi kemacetan bukan dengan pelebaran jalan karena yang sudah terjadi di berbagai kota di dunia, semakin lebar jalan raya semakin banyak penggunanya. Fenomena ini disebut induced demand atau sebuah kondisi saat peningkatan fasilitas membuatnya menjadi lebih mudah dan nyaman digunakan sehingga terjadi peningkatan pengguna. Sialnya, peningkatan jumlah pengguna selalu bisa menyalip laju peningkatan fasilitas.

Berdasarkan teori tersebut, maka jalan sekitar kampus yang sempit bukan sebuah masalah dan pelebaran jalan bukan solusi yang tepat.

Selanjutnya menyalahkan parkir liar adalah hal yang tepat. Sepanjang jalan Prof. Soedarto sudah cukup untuk dua mobil berjalan beriringan, tetapi keberadaan parkir liar membuat ruang gerak kendaraan menyempit. Lebih parah lagi, parkir liar sering merebut hak pejalan kaki.

Lalu apakah ini artinya kawasan sekitar Undip butuh tempat parkir yang memadai?

Sayangnya tidak karena fenomena induced demand juga berlaku untuk tempat parkir. Parkiran yang luas dan nyaman membuat pengguna kendaraan pribadi semakin nyaman dengan kendaraannya masing-masing. Dampaknya, jumlah kendaraan juga meningkat. Akhirnya jalan tetap penuh dan macet.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline