Lihat ke Halaman Asli

Mahmud Khabiebi

Manusia paling beruntung sedunia, suka menulis

Menjaga Sanad Keninjaan Konoha

Diperbarui: 5 Januari 2023   22:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pexels

Siapa tidak kenal Naruto? Tokoh ninja rekaan asal Jepang yang populer di seluruh penjuru dunia. Tokoh berambut pirang yang menyimpan monster rubah di dalam perutnya ini berhasil menarik simpati penggemarnya lantaran penokohannya sebagai sosok ninja yang gigih dalam mencapai cita-cita.

Naruto yang sedari kecil dikucilkan warga kampung Konoha bertekad untuk mengubah pandangan sinis warga menjadi pandangan bangga. Dia berjuang keras sejak di akademi ninja hingga akhirnya menjadi pak kades, eh hokage.

Walaupun tidak pernah dinyatakan lulus dan menyandang gelar chunin, Naruto tetap berhak menjadi hokage karena sistem di Konoha tidak mewajibkan seseorang untuk melampirkan bukti ijasah saat mencalonkan diri menjadi hokage. Sempat ada isu berembus yang mengatakan bahwa Naruto berhasil menjadi hokage berkat privilesenya sebagai anak hokage terdahulu dan murid hogake sebelumnya.

Sistem politik yang dianut Konoha memang tidak demokratis. Pemimpin desa tidak dipilih langsung oleh warga melalui pilkades, melainkan dipilih oleh para tetua desa yang jelas memiliki sentimen pribadi. Misalnya saat peralihan dari hokage ketiga menuju hokage keempat, ada ilmuwan kawakan Orochimaru dan kepala kepolisian Fugaku dalam daftar calon hokage. Namun Hiruzen justru memilih Minato yang saat itu hanya guru di akademi. Minato berhasil menjadi pahlawan desa dengan mengalahkan pasukan lawan seorang diri, tapi di saat yang bersamaan dia gagal melindungi dua murid yang menjadi tanggung jawabnya.

Terbukti, penunjukkan Minato sebagai hokage bukan hal yang tepat mengingat peristiwa yang terjadi selanjutnya adalah kekacauan di Konoha akibat serangan kyubi dan pembantaian klan Uchiha.

Sudah banyak analisis mengenai bobroknya sistem politik di desa Konoha, jadi saya tidak akan membahas hal itu lebih panjang. Ada hal lain yang bisa diperhatikan dalam penunjukkan hokage di desa Konoha. Mereka tidak ditunjuk berdasarkan yang terkuat, bahkan Hiruzen dapat dikalahkan muridnya sendiri, walau harus bersusah payah. Benang merah pemilihan hokage adalah sanad keninjaan. Bukan ilmu, melainkan sesuatu yang disebut tekad api.

Semua hokage memilikinya, mereka rela mengorbankan segalanya demi kedamaian desa. Hal semacam ini yang tidak tampak dalam diri Orochimaru, Danzo, Fugaku, bahkan Jiraiya. Sanad ini yang terus dijaga melalui hubungan guru dan murid. Maka tidak heran, hampir semua hokage di Konoha memiliki hubungan guru-murid. Hanya peralihan dari Hashirama ke Tobirama yang tidak terkait hubungan guru dan murid. Tobirama juga menjadi satu-satunya hokage yang tidak memiliki imej humanis. Kebijakannya dilakukan berdasarkan alasan yang logis namun kurang memperhatikan perasaan pihak yang terdampak kebijakannya. Salah satu kebijakan paling kontroversial dalam sejarah Konoha adalah penempatan klan Uchiha di pinggiran desa yang dianggap sebagai tindakan pengucilan.

Meskipun begitu, Tobirama tetaplah sosok yang berani mengorbankan segalanya demi desa. Pada masa perang, dia mengorbankan diri menjadi umpan untuk menyelamatkan murid-muridnya, Hiruzen dan Danzo, yang di kemudian hari keduanya berebut kekuasaan politis di Konoha.

Sebenarnya semua ninja di Konoha sudah diajarkan tentang tekad api. Siapapun gurunya, wajib hukumnya untuk memaparkan materi tentang tekad api untuk membentuk ninja yang nasionalis. Perbedaannya dengan Naruto dan orang-orang yang terpilih menjadi hokage adalah sanadnya. Tekad api Naruto jika dirunut sanadnya akan langsung berujung pada Tobirama dan Hashirama. Oleh karena itu, saya yakin pertimbangan tetua desa Konoha dalam memilih hokage bukan sekadar karena kedekatan emosional guru dan murid, bukan juga faktor keturunan, melainkan dipilih dengan mempertimbangkan sanad keninjaan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline