Lihat ke Halaman Asli

Muara Beruntung karya Mahmud Jauhari Ali

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

menjelang senja, saat matahari tak sedang semburat terang di muara ini tak ada satu pun langkah yang terburu semuanya seperti ulat bulu yang berjalan pelan sambil menembakkan pandangan pada batu-batu, kersik-kersik, dan genangan air yang kotor sementara tak jauh dari sini ada batas kota megah! menakjubkan! sebab milyaran rupiah telah habis terkuras untuk batas itu aku pun bertanya, jika bangunan semegah itu bisa berdiri tegak lalu mengapa, di sini, masih teronggok sepotong jalan kecil berwujud seperti sawah apakah sebuah batas lebih penting daripada laluan rakyat dan memang inikah yang namanya demokrasi itu aku pun masih heran sangat di bawah sorot lampu listrik yang tumben menyala panjang malam ini Tanah Borneo




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline