"Permudahlah jangan dipersulit, barang siapa yang mempermudah urusan orang lain akan dipermudah urusannya oleh Allah"
Kata-kata tersebut mengingatkan kita pada setiap permasalahan yang kita hadapi, sadar atau tidak sadar semua mengalaminya.
Setiap kita mengalami permasalahan, baik yang bersifat sederhana ataupun yang pelik. Masalahnya pun berbeda-beda, dan disitulah letak keadilan Sang Kuasa memberikan masalah. Semua tergantung kesanggupannya dalam menangani masalah, hanya orang yang sabar dan salat lah yang menjadi tempat untuk menyelesaikan setiap masalah yang ada.
Orang hidup selalu ada masalah, itulah hidup. Akan tetapi sikap kita sangat diperlukan dalam menyelesaikan masalah yang kita hadapi. Sikaplah penentu dari setiap masalah, sebab bila salah dalam bersikap maka salah pula hasilnya.
Bijak
Apa itu bijak? Bijak adalah sikap kita dalam menghadapi masalah, cermat dan teliti menganalisa masalah juga mencari solusi dengan cerdas dan bijaksana.
Secara teori terasa gampang-gampang susah, meski praktiknya seperti itu pula adanya. Terkadang ketika kita memberikan sikap yang terbaik belum tentu di terima oleh sebagian yang lain, dikarenakan beda pandangan dan pendapat.
Di lapangan yang terjadi, sikap bijak ini memang perlu dipelajari tanpa rasa ego pada diri sendiri. Ego yang tinggi justru memberikan ruang bagi kita akan adanya solusi yang kurang tepat dan berakhir pada kesenjangan antara dua belah pihak.
Bijak juga merupakan sikap yang harus kita miliki terhadap anak-anak kita. Anak sebagai amanah yang harus kita jaga dan rawat dengan baik, melalui pendidikan, bimbingan dan pengetahuan yang cukup sehingga anak mendapatkan haknya dari orang tua.
Kita tidak bisa memaksakan kehendak terhadap anak-anak, sebab anak-anak kita pun memiliki pendapat. Berikan pendapat yang terbaik, yang sesuai norma agama dan negara. Selama di komunikasikan dengan baik, baik anak dan orang tua bisa saling mengerti dan memahami. Akan tetapi bila orang tua tidak bijak, maka yang terjadi anak merasa terbelenggu hak-haknya dan pada akhirnya anak tak mampu memberikan yang terbaik bagi kehidupannya.
Contoh yang paling nyata, ketika anak akan melanjutkan sekolah. Selepas SD orang tua menginginkan anaknya masuk pesantren, sedangkan anak ingin melanjutkan ke SMP. Orang tua yang bijak tentu melihat kemampuan anaknya dan juga kesiapan mentalnya bila melanjutkan ke pesantren. Bila anak kurang setuju dan melihat semuanya jadi terkekang dengan keinginan orang tua maka yang terjadi anak akan terpaksa menjalaninya. Pada akhirnya bisa jadi anak tidak nyaman belajar dan tertekan mentalnya, hasilnya pun tidak akan sesuai dari harapan orang tua.
Dari contoh ini, kita bisa ambil pelajaran bahwa orang tua tetap bersikap bijak. Kita sebagai orang tua diminta untuk selalu memahami karakter, sifat, kemampuan dan juga keterampilan anaknya.
Bersikap bijak akan membantu kita sebagai orang tua memberikan solusi buat anak-anak kita. Terlebih bila anak kita telah dewasa dan berumah tangga.