Lihat ke Halaman Asli

Mahmudin Bm

Ayah dari dua anak

Pengamen Kala Senja

Diperbarui: 14 Februari 2023   18:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suara pengamen mendarat di tokoku, dengan gitar di tangan Ia menyanyikan lagu yang Aku suka. Seakan tersihir, Aku bangkit dari tempat dudukku dan menghampiri pengamen. Lagu dari Zamrud Band masih terus dinyanyikannya, tanpa di komando Aku pun ikut bernyanyi.

"Ada pelangi di senyummu yang membuat lidahku gugup tak bergerak, Ada pelangi di bola matamu..."

Beberapa lembaran ku masukkan tempat uang pengamen, sambil mengucapkan terima kasih Ia berlalu dari tokoku.

Hampir tiap hari si pengamen mampir ke toko ku, Aku selalu perhatikan jam berapa Ia mampir.

Sudah empat hari, Pengamen yang biasa mampir ke toko tak terlihat. Mungkin lagi istirahat ngamen, pikirku. Pengamen yang masih muda, pakaiannya pun rapi dan senyumannya ketika lagi nyengir atau tertawa terlihat pagar giginya. Waktunya ketika mampir ke tokoku selalu saat senja. Ia selalu menyanyikan lagu-lagu yang romantis, tentang cinta. Dari sorot matanya dan penghayatan lirik lagu yang dinyanyikan, sangat terasa mewakili hatinya.

Suatu ketika saat ku sibuk melayani pelanggan toko, terdengar petikan gitar dan lantunan lagu. Seperti ku kenal suaranya, ya benar ternyata pengamen muda itu. Sejenak kuperhatikan lirik lagu yang dinyanyikannya, kok seperti galau banget ya.

Ku hampiri dan ku berikan selembar uang di tempat yang biasa ku letakkan, gelas plastik yang ditempelkan di ujung gitarnya.

"Lagunya kayaknya galau banget nih, beda seperti biasanya,hehe" kelakarku padanya.

" Iya Bang... aduh panjang dah ceritanya" Jawabnya sambil nyengir dan berlalu. Terlihat masih ada kekecewaan yang dalam, sulit untuk dilupakan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline