Tetangga adalah orang terdekat kita, itu yang saya ingat baik-baik hingga sekarang.
Bersyukur kita memiliki tetangga yang baik dan mengerti. Walau sifat dan karakternya beda-beda, kita harus pintar beradaptasinya.
Dulu waktu tinggal di Cipete Jakarta Selatan, tetangga saya lebih banyak dari saudara dari Bapak, Sebab orang betawi senang kumpul dengan saudaranya. Ada juga tetangga dari para penghuni kontrakan, karena di sana banyak yang mengontrak berbentuk petakan.
Saya harus mengenal mereka, sebab banyak sekali manfaat bila mengenal tetangga. Salah satunya bisa saling membutuhkan. Bermacam profesi yang mengontrak di tetangga saya. Ada penjahit, teknisi listrik, jasa pelayanan, kantor, satpam, penjual di pasar dan lain-lain.
Ada kebutuhan kita untuk menjahit baju dan pakaian seragam serta lain-lain. Maka kita bisa minta tolong tukang jahit tetangga kita, selain nambah pendapatan mereka juga kebutuhan kita terselesaikan.
Begitu pula ada masalah dengan kelistrikan, bisa kita hubungi tetangga kita. Tak perlu jauh-jauh bila kita membutuhkan.
Banyak manfaat yang kita dapat, di karenakan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya.
Setelah pindah ke kramat Jati Jakarta Timur, prinsip bertetangga tetap kita jalankan. Saling memahami dan mengerti , mengenal dengan baik dan bersosialisasi dengan ketua lingkungan.
Yang terpenting tidak pernah ikut campur urusan masing-masing, terkecuali hal-hal manfaat dan mudharat.
Dengan mengenal tetangga dan saling membutuhkan, hidup kita di lingkungan jadi lebih baik. Tetap menjaga kerukunan dan juga bermusyawarah bila ada permasalahan yang menyangkut lingkungan dan orang banyak.
Kini saya tinggal di perumahan Tugu Ibu di bilangan Depok, bertetangga memang mengasyikkan. Hidup terasa nyaman, tenang dan bersosialisasi berjalan dengan lancar.