Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan Kontemporer, dan Kegiatan Seleksi Alam

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“jika kamu merasa tidak kuat lagi mengemban amanah yang kamu jalani saat ini, sesungguhnya amanah itulah yang akan menguatkanmu juga.”

PENDIDIKAN KONTEMPORER, DAN KEGIATAN SELEKSI ALAM

Jalan juang dan lumbung pahala dalam suatu kegiatan memanglah selalu semakin lama akan semakin besar. Karena memang semakin hari maka semakin banyak pula orang yang merasa sangat lelah dengan amanah yang ia kemban tanpa merasa amanah itulah ternyata yang menguatkannya dahulu. Mereka selalu menganggap bahwa amanah itu sama artinya dengan beban padahal apabila mereka santai maka dengan berjalannya waktu amanah itu akan terselesaikan juga.

Melanjutkan dengan perjalanan tanpa batas dengan menjunjung totalitas yang sebelumnya saya tumpah ruakan dalam sehelai tulisan, kini tiba saatnya menuju level selanjutnya yakni menguatkan diri agar terhindar dari seleksi alam yang menjerumuskan. Seleksi alam memang merupakan momok yang sangat menakutkan dalam suatu organisasi apapun yang terbentuk, karena pada dasarnya pasti akan terjadi kegiatan ini. Jarang sekali ditemukan bahwa jika jumlah anggota organisasi A awal berjumlah n orang dan berakhir dengan n orang lagi pastilah berubah entah menjadi n-1, n-5, atau bahkan n-n.

Kini bertanggal pada 23 Mei 2015 saya menyatakan siap untuk ikut berperang dan melanjutkan perjuangan tanpa batas yang pernah saya gemingkan minggu lalu. Perjuangan saya kali ini sangatlah tidak mudah untuk dijalani, karena dengan bergulirnya waktu tentu saja pasti akan datang titik jenuh dari semua pejuang.

Acara hari ini dimulai dengan seorang MC atau Master of Ceremony yang sangat luarbiasa dan saya pun mengidolakan sosok dia yang selain bertanggungjawab sebagai seorang ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan, ia sangat aktif diorganisasi di jurusannya yang notabennya adalah organisasi tersibuk di FMIPA UNJ, yah ia bernama Kak Zidny. Dengan sikap dan kondisi ia yang terlihat dingin, namun ia dapat membawa kondisi dengan jumlah peserta yang mencapai 50-an lebih menjadi ramai penuh canda. Ia memimpin sampai acara usai namun diselangi oleh Ka Habib yang minggu kemarin menjadi MC kini ia menjadi moderator dari Pemateri yang sangat luarbiasa yang sebelumnya menjabat sebagai kepala Departemen Pendidikan BEM UNJ 2014 yang bernama kak Ferly Ferdyant

Sebelum memulai materi mengenai pendidikan Kontemporer ia memaparkan sedikit kutipan dari seorang mantan presiden yang sangat berpengaruh di benua hitam dan memperjuangkan hak-hak berpendapat mereka yakni Neilson Mandela (Mantan Presiden Afrika Selatan) yaitu, “Pendidikan adalah senjata paling Ampuh dalam menjalani kehidupan.” Lalu ia menjelaskan mengenai kesiapan pendidikan indonesia terhadap Masyarakat Ekonomi ASEAN desember nanti, yang ia rasa sangat belum amat siap dengan kondisi pendidikan yang seperti saat ini.

Kemudian ia menjelaskan mengenai Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Tragedi Nol Buku, Permendikbud No 49 tahun 2014, dan Kado 1 semester pemerintahan Bapak Anies Rasyid Baswedan sebagi seorang Mendikbud. Ia juga memaparkan masalah-masalah terupdate dari pendidikan di Indonesia serta memberikan beberapa solusi yang dirasa dapat mengurangi kekurangan dari pendidikan di Indonesia. Ia merasaharus adanya pemerataan yang adil terhadap pendidikan di Indonesia, bukan saja di wilayah Timur tapi di wilayah yang notabennya sangat dekat dengan ibukota namun masih jauh dari kata pemerataan dan layak.

Lalu Moderator memimpin acara tanya jawab terhadap 3 orang yang beruntung, dan mempersilahkan kak Ferly untuk menjawab pertanyaan dari peserta tersebut. Setelah itu moderator mengembalikan hak dari MC untuk memimpin acara dan acara selanjutnya menurut kak Zidny adalah Soimah (solat, istirahat, makan). Setelah itu acara dilanjutkan dengan pemberian waktu untuk setiap kelompok berkumpul dan memulai memberikan tugas. Setelah itu acara dibubarkan dengan Amanah bahwa minggu depan tertanggal 29-31 Mei 2015 pemberangkatan.

Untuk tetap dijalan juang ini sebenarnya membetuhkan kesabaran dan mental yang kuat karena sedikit kita mengeluh dengan keadaan seperti ini maka kita akan terjatuh ke ruang yang tak terdefinisi. Dan hingga pada akhirnya orang-orang yang terpilihlah yang akan mengikuti Perjalanan tanpa batas dan menjunjung Totalitas ini.

“Sesungguhnya sisa dalam jalan juang ini bukanlah bah sampah selayaknya sisa makanan, akan tetapi sisa jalan juang ini bah sebuah berlian dimahkota sang raja.”

#PKMFMIPA2015_Mahmud Badarudin_MATEMATIKA_Kelompok 4

#PKMFMenginspirasi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline