Pernahkan mendengar tentang anak usia 10 tahun yang sudah hafal Al-Qur’an? Atau anak yang baru berusia 14 tahun yang telah menyelesaikan kuliah kedokteran atau anak usia 6 tahun yang mampu memainkan gitar dengan sangat hebat? Bagaimana bisa anak yang secara umum masih belum dapat menguasai sebagian kecil dari suatu perbuatan justru melakukan hal tersebut dengan hebat dan diusia yang masih sangat muda? Apa yang membuat mereka istimewa?
Semua anak dilahirkan dalam keadaan fitroh, menurut pandangan Islam. Anak bagaikan kertas putih yang belum sedikitpun ternoda. Fitroh ini yang dapat dipahami ke dalam dua dimensi. Pertama, fitroh ini akan membawa seorang anak untuk mentauhidkan pencipta-Nya atau dalam ranah yang lebih luas, setiap manusia akan memiliki naluri keTuhanan, mau tidak mau, suka atau tidak suka, didalam lubuk hati manusia pasti mengakui akan adanya Tuhan sebagai Dzat Maha Pengatur. Fitroh ini secara mutlak dimiliki, akan tetapi fitroh tersebut harus tetap dijaga dan diperkuat dengan ucapan dan tindakan sebagai buktinya. Apabila fitroh tersebut hanya sebatas naluri dalam hati yang terus mendapatkan perlawanan baik secara lisan maupun tindakan, maka fitroh tersebut akan melemah bahkan hilang dari siri seseorang.
Kedua, fitroh yang membekali seorang anak kemampuan secara komprehemsif. Pada hakikatnya, anak memiliki kemampuan yang sama antara satu dengan yang lain. Semua anak dilahirkan dengan keadaan sempurna secara jasmani, ketika lahir semua anak memiliki sel otak yang sama namun seiring dengan perkembangan usianya serta keadaan lingkungan sekitarnya akan menciptakan pribadi-pribadi yang berbeda.
Perkembangan secara fisik maupun psikologis seorang anak dapat dipantau secara kasat mata. Namun, mengapa ada anak “istimewa” yang perkembangannya dianggap aneh karena terlalu dini bagi mereka untuk menguasai suatu kemampuan tertentu. Nah, ternyata faktor perkembangan fisik dan psikologis ini butuh suatu keadaan yang kondusif untuk berkembang secara maksimal. Mungkin dapat dikatakan, semakin kondusif suatu lingkungan, maka semakin optimal perkembangan seorang anak. Mengapa? Karena lingkungan adalah keadaan yang secara terus menerus dihadapi oleh anak, semakin baik suatu lingkungan akan membawa dampak yang baik bagi anak. Misalnya, seorang anak yang dilahirkan didalam keluarga pemusik, tak heran apabila ketika baru berusia 6 tahun ia telah mampu memainkan alat musing dengan sangat hebat. Keadaan, peristiwa dan latihan berulang yang dialami anak secara tidak langsung telah mengasah fitroh tertentu dari pribadi seorang anak sehingga dia mampu menembus tataran “usia” normal dalam perkembangan secara fisik dan psikis. Nah, hal ini dapat dipahami bahwa lingkungan membawa dampak begitu besar bagi perkembangan seorang anak. Jadi, jangan sampai salah untuk memilih lingkungan yang akan mencetak seorang anak apakah ia akan menjadi seorang yang seperti apa, memiliki kepribadian seperti apa, atau memiliki kemampuan apa. Lingkungan yang baik akan membawa anak menuju kebaikan, sebaliknya lingkungan yang tidak baik akan mempengaruhi anak untuk menuju pada hal-hal yang tidak baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H