Lihat ke Halaman Asli

Pasukan UN "Mengenang Cerita Lama"

Diperbarui: 5 Maret 2024   23:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi itu matahari cerah, namun udara terasa dingin, maklum malam harinya hujan turun dengan lebat sehingga membasahi jalan lorong tempat tinggalku. Sehabis sholat subuh berjemaah di Masjid, aku bergegas mandi dan sarapan mempersiapkan segala sesuatunya untuk pergi ke "Medan Perang" bersama-sama dengan prajurit yang lain yang sudah siap di depan "Markas" besar kesatuan kami.

            Pukul 06.45 menit setelah semua siap. "Pasukan" pun mulai bergerak menuju sasaran dengan mengendarai "Amphibi Kecil" beranggotakan dua prajurit bergerak perlahan tapi pasti melewati medan terjal dan berlobang, tanpa mengenal lelah dan pantang mundur. Sebagian pasukan kami terdapat juga prajurit-prajurit wanita yang mempunyai semangat juang yang besar. Mereka bukan sekedar cantik, berpikiran maju tetapi juga punya selera humor yang tinggi sehingga dapat menghibur ketika menghadapi lawan. Iring-iringan pasukan kami menjadi perhatian di sepanjang perjalanan di Seantero Negeri.

            Ketika sampai di "Zona Merah" tank-tank tempur kami cukup mengalami kesulitan dalam menembus "Titik Sasaran" karena medan yang di lalui lebih parah dari "Teritorial" kekuasaan kami sebelumnya, apalagi salah seorang prajurit ada yang belum pernah sama sekali memasuki medan itu. Tentunya ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Begitu parah medan yang di tempuh di hari pertama sempat "Panser" Wakil Komandan kami  terjebak "Ranjau Musuh", hampir satu setengah jam kami terjebak di sini. Dengan bantuan Komandan "SMANSA PALKI" dan anak buahnya, kami dapat meloloskan diri dari jebakan musuh. Sementara prajurit kami yang lain sudah duluan menunggu di perbatasan. Selaku prajurit yang paling senior di pasukan, aku selalu berada di garis paling depan pasukan dengan membonceng prajurit yang masih yunior.

            Ketika sampai di "Markas Besar" UN Pasukan di sambut dengan ramah-tamah penuh kekeluargaan dengan semangat "Keprajuritan" oleh Komandan SMANSA PALKI dan anak buahnya. Beberapa saat kemudian pasukan disuguhi snack dan kopi serta teh hangat untuk menghangatkan suasana setelah melakukan "Parade  Panjang".

            Setelah beristirahat sejenak, pasukan kami pun diberi "Surat Perintah Pembagian Tugas" untuk menuju lokasi masing-masing dan di beri "Paket Amunisi" untuk dibagi-bagikan kepada calon --calon prajurit dalam melanjutkan Tugas Negara di masa yang akan datang. Tugas berjalan dengan aman dan tertib, walaupun ada sedikit gangguan tapi bisa di atasi dengan sigap dan penuh tanggung jawab.

            Setelah empat hari melaksanakan tugas Negara sebagai "Pasukan UN" di Daerah Perbatasan akhirnya kami kembali ke "Markas Besar Kesatuan" kami yaitu SMANSA PANGKI dan melaporkan hasilnya kepada sang "Komanda Kesatuan". Dalam perjalanan pulang, pasukan kami sempat menikmati Panorama yang indah di Wilayah Perbatasan tempat kami di tugaskan.

            Demikian sekelumit cerita dari "Prajurit-prajurit UN", semoga bermanfaat dan ada hikmahnya. "Berakit-rakit ke hulu, Berenang-renang ke tepian", "Berjuang-juang dahulu, Bersenang-senang kemudian" SEMOGA.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline