Banyak kemungkinan, sedikit tindakan.
Sedang yang kedua adalah perjuangan kata-kata.
Pucat pasi, habis energi buat membaca di bawah atap. Malam-malam erotik, dangkal. Tanpa kedalaman. Masuk angin dan riak keluhan ringan. Saling bertumbuk hingga tiada jelas lagi masa depan seperti apa yang hendak dibangun.
Diajak mampir ke sebuah tempat. Sebuah bukit. 45 menit dari rumah. Ada kawanku berumah di situ. Dia bilang butuh teman untuk menertawakan kelemahan; Dia bilang mulai besok tak perlu dagang lagi, habis barang diutang pelanggan. Karam usaha jangka sebulan. Mencari kerja belumlah hasil. Benar-benar sekadar tertawa, tanpa beri tawaran. Ya, terluapkan. Untuk berapa lama? Kubawa pertanyaan pulang, gigiti bibir sepanjang jalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H