Lihat ke Halaman Asli

Mahliana De Uci

dan bagaimana saya harus mengisi kolom ini?

Kawanku dan Bus Malam Bandung-Solo

Diperbarui: 11 Januari 2021   16:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: tangkapan pribadi

Ada yang bergetar
saat kau jabat tanganku
dan ucap terima kasih,
lantas bergegas
bawa barang
masuk dalam
bus malam
Bandung-Solo.


Kita menungguinya bersama. Bus itu.
Seolah hendak bawa kau ke masa depan
yang sama sekali lain dari hari ini.


Bukan berarti khidmat jeda tunggu.
Seperti biasa, kau handal memilin mimpi.
Dan tuturmu, duh, duh,
sungguh menggoda.


"Kota-kota besar di sana itu
menantang lagi mengenyangkan!
Bahkan 'tuk sekadar
anjing-anjing piaraan.
Hidup bakal lebih baik, boy!"

Tawaku berderai.
Kau sesekali tengok arloji.
Mata mendelik bila telinga
tangkap gemuruh kotor
roda-roda besar.

"Harapan, kawan, bisa jadi
penipu terlicik sedunia."


Dan siapakah aku
berkhotbah bagimu
yang lebih dalam
menatap dunia?
atau ada terselip
bintil-bintil kecemburuan
atas beraninya langkahmu?


Semoga bukan.
Semoga bukan.
Semoga bukan.


Lagipula,
benar ada
yang bergetar
kala kau jabat tanganku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline