Watchmen menjadi alternatif tersendiri bagi anda yang menyukai film pembela keadilan bertopeng. Namun, jangan kira anda akan mendapatkan sudut pandang klise putih lawan hitam, dimana kemudian putih berjaya di akhir cerita. Laiknya sebuah alternatif, Watchmen keluar dari kebiasaan sudut pandang stereotip.
Maka bersiaplah jika imaji pembasmi kejahatan super yang selama ini dipupuk dan tumbuh, seperti betapa sempurnanya citra sang pahlawan baik dalam perkataan, perbuatan dan pemikiran, akan digoyang secara ekstrem melalui film besutan sutradara Zack Snyder yang rilis pada Maret 2009.
Kisah Watchmen ini sudah lebih dini tersaji dalam media novel grafis, istilah yang ditujukan pada karya mirip komik namun dengan pemaparan yang jauh lebih utuh dan kompleks, sebelum dialih-wahanakan dalam bentuk film.
Dituang dalam 12 bagian di medio 1986-87, buah kerjasama trio Alan Moore, Dave Gibbons, dan John Higgins ini tak hanya sukses secara komersial. Tak kepalang kolumnis BBC, Nicholas Barber, bahkan menyebutnya sebagai buku yang "mempelopori perkembangan komik ke fase berikutnya".
Secara garis besar, Watchmen mengisahkan ketegangan antara dua kekuatan adidaya dunia, Amerika Serikat dan Uni Soviet, pasca perang Vietnam yang mengantar dunia ke pintu gerbang Perang Dunia III.
Penggalian ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir mengisyaratkan jika senjata kimia berskala besar, dalam cerita ini bom nuklir, sangat mungkin menjadi amunisi utama dua kubu yang sama keras kepala. Adakah jalan menghindarkan pergulatan ini?
BERHENTILAH BILA ALERGI SPOILER!
Sialnya ketika dunia ada di ambang kiamat para pahlawan malah dilarang seliweran. Mereka dianggap sering berlaku sewenang-wenang dan menempatkan diri di atas hukum berikut perangkatnya.
Ada yang pensiun dan berbaur dengan masyarakat. Ada yang terus bergerilya meski ilegal. Ada pula mereka yang akhirnya mesti tunduk sebagai kaki tangan pemerintah.
Cerita semakin rumit karena seorang pahlawan ternyata memiliki rencana rahasia tersendiri. Ozymandias, sosok pahlawan yang didaku sebagai "The Smartest Man on The Planet", mencoba menyelamatkan bumi dengan mengorbankan warga New York.