Lihat ke Halaman Asli

Wadulan

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Hess, jan! Pagi-pagi disemprot Lik Dlower!"

Dobleh yang baru membaca koran tentang polisi yang mempunyai tiga istri mau tak mau meladeni adiknya. Meski matanya tak berkedip memandang foto istri ketiga polisi itu yang memang cantik.

"Kenapa, Bleh?"

"Sialan! Sialan si Kampret itu. Masa anak laki-laki tukang adu!" gerutu Dobleh.

"Tukang adu gimana? Adu ayam? Kowe juga suka mengadu ayam, to?"

"Tukang adu! Masa si Kampret itu mengadu sama Bapaknya kalau ia dipalak, padahal kalah taruhan adu ayam!"

"Ooo..."

"Padahal dulu pas kita anak-anak yang namanya mengadu ke orangtua itu "perbuatan tercela", to Bleh?"

Dobleh hanya tertawa, sementara matanya belum beranjak dari foto gadis berjilbab di koran itu.

"Nggak usah gumun, Ngop. Sekarang itu sudah umum dikit-dikit lapor polisi. Mending kamu cuma dilaporin ke Bapaknya. Coba kalau ke KPK?"

"Apa urusannya sama KPK?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline