Ramadan hari keenam belas. Hari ini kita melanjutkan pembahasan Kitab Shahih Bukhari bab manisnya iman. Berikut teks haditsnya:
Dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka"
Seseorang yang ingin merasakan manisnya iman syaratnya tiga:
Pertama, bisa mencintai Allah dan Rasulnya melebihi apapun. Ini harus kita ikhtiarkan, kita perjuangkan. Maka, mengapa setiap akhir kajian kita membaca shalawat.
Shalawat adalah satu-satunya kebaikan yang diperintahkan, dimana malaikat dan Allah juga melakukannya (QS Al-Ahzab: 56).
Kedua, jika ia mencintai seseorang, ia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dalam tradisi Arab, orang biasa memanggil dengan panggilan "Akhi fillah," saudaraku di jalan Allah.
Begitu juga ketika kita tidak menyukai orang lain, itu karena perbuatannya, bukan karena orangnya. Karena manusia bisa berubah, sedangkan perbuatan jelek selamanya akan tetap jelek.
Ketiga, seseorang yang benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka.
Oleh karenanya kita diharapkan tidak wafat, kecuali dalam keadaan muslim (QS Ali Imran: 102).
Jika kita istiqomah dalam keimanan kita, dalam bahasa Al-Quran, kita akan bahagia, tidak ada kekhawatiran dan kesedihan (QS Al-Ahqaf: 13). Inilah manisnya iman.
Demikian pembahasan hadits tentang manisnya iman. Besok kita membahas hadits selanjutnya.
* Refleksi Kajian Ramadan Masjid Inti Iman