Suatu malam di bulan Ramadan, Haji Udin mengisi kultum di salah satu masjid di kampungnya.
Ketika sedang ceramah, ia lihat ada anak-anak yang tidak memperhatikan ceramahnya dan selalu bercanda dengan teman-temannya.
Setelah shalat usai, anak-anak mengerumuni Haji Udin untuk meminta paraf di buku Ramadan mereka.
Haji Udin memperhatikan anak-anak yang tadi bercanda sedang menyalin rangkuman isi kultum dari temannya yang memperhatikan dan merangkum isi kultum dengan baik.
Ketika mereka datang untuk meminta paraf, Haji Udin tidak langsung memparafnya. Ia mengumpulkan buku anak-anak tersebut dan berkata kepada mereka:
-Kalian menuliskan banyak sekali rangkuman isi kultum saya tadi. Coba sebutkan satu saja inti dari kultum yang saya sampaikan tadi?
Anak-anak saling menoleh diantara mereka, dan tak ada satu pun yang membuka suara.
Melihat anak-anak yang kebingungan, Haji Udin menasehati mereka:
-Rangkuman di buku ini tidak ada artinya jika kalian tidak mendengarkan kultum tadi. Yang mendengarkan saja belum tentu memahami dan mengamalkan isi kultum, apalagi yang hanya menyalin rangkuman teman.
Anak-anak menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepada Haji Udin.