Lihat ke Halaman Asli

Mahir Martin

TERVERIFIKASI

Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Kode Etik Berdakwah

Diperbarui: 7 April 2022   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kitab Shahih Bukhari (sumber: muslim.or.id)

Hari kelima Ramadan. Kita masih membahas hadits ketiga di Kitab Shahih Bukhari. Sebenarnya, hadits yang kita bahas ini sepertinya terpisah dari hadits yang kita bahas kemarin, tetapi kedua hadis dimasukkan ke dalam satu rangkaian. Jadi, semacam ada hadits kedua dalam bagian hadits ketiga di Kitab Shahih Bukhari yang kita bahas.

Hari ini saya hanya akan menuliskan penggalan hadits ketiga tersebut. Teks haditsnya sebagai berikut:

Ibnu Syihab berkata, telah mengabarkan kepadaku Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Jabir bin Abdullah Al-Anshari bertutur tentang kekosongan wahyu, sebagaimana yang Rasulullah SAW ceritakan, "Ketika sedang berjalan aku mendengar suara dari langit, aku memandang ke arahnya dan ternyata Malaikat yang pernah datang kepadaku di gua Hiro, duduk di atas kursi antara langit dan bumi. Aku pun ketakutan dan pulang, dan berkata: Selimuti aku. Selimuti aku."

Maka Allah Ta'ala menurunkan wahyu: "Wahai orang yang berselimut" sampai firman Allah "dan berhala-berhala tinggalkanlah". Sejak saat itu wahyu terus turun berkesinambungan.

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Abdullah bin Yusuf dan Abu Shalih juga oleh Hilal bin Raddad dari Az Zuhri. Dan Yunus berkata, dan Ma'mar menyepakati bahwa dia mendapatkannya dari Az Zuhri. (HR. al-Bukhari: 3)

Hadits ini menceritakan asbabun nuzul dari surah Al-Muddassir. Surah Al-Muddassir sendiri adalah salah satu surah yang turun di periode awal nubuwwah, ketika dakwah Nabi SAW masih dalam bentuk sir (sembunyi). 

Surah Al-Muddassir yang turun awal ada tujuh ayat. Jika kita renungi, tujuh ayat ini memiliki kandungan landasan kode etik dalam berdakwah. 

Pertama, dakwah itu intinya mengagungkan Tuhan, mentauhidkan Allah SWT (QS Al-Muddassir: 3). Dakwah tidak bertujuan untuk mengagungkan pendakwahnya, atau menambah jumlah pengikut jamaahnya.

Kedua, ketika berdakwah harus dengan penampilan yang baik dan rapi (QS Al-Muddassir: 4). Berpenampilan baik sangat penting bagi pendakwah, salah satunya akan membuat orang yakin dengan mereka.

Ada sebagian orang berpenampilan seadanya, bahkan cenderung tidak rapi dengan mengatasnamakan zuhud. Hal ini tidak dibenarkan Al-Quran, apalagi bagi para pendakwah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline