Lihat ke Halaman Asli

Mahir Martin

TERVERIFIKASI

Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Skill Membaca di Bulan Ramadan

Diperbarui: 15 April 2021   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi membaca buku. (Shutterstock) 

Salah satu kebiasaan anak-anak ketika memasuki bulan suci Ramadan adalah menetapkan target puasa. Setiap anak akan memiliki targetnya sendiri.

Hal ini penting dilakukan dalam rangka pembelajaran puasa kepada anak. Dengan adanya target mereka akan lebih termotivasi dalam melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan. 

Target di Bulan Ramadan

Bagi anak-anak yang baru belajar puasa, ada dua pilihan target yang bisa dicanangkan, apakah puasa sampai azan zuhur saja atau puasa penuh sampai azan maghrib berkumandang.

Bagi anak-anak yang sudah cukup besar, maka target dinaikkan. Bukan hanya target puasa penuh sampai azan magrib, akan tetapi mereka ditargetkan juga untuk puasa selama satu bulan penuh, tanpa ada bolongnya.

Kebiasaan memasang target berlanjut sampai dengan ketika anak-anak beranjak dewasa. Ketika sudah dewasa, targetnya tidak hanya terbatas pada puasa, tetapi target ibadah-ibadah lainnya. 

Misalnya, target tarawih satu bulan penuh dengan berjamaah, target khatam membaca Al-Qur'an, target mendirikan shalat malam, ataupun target i'tikaf di sepuluh malam terakhir Ramadan.

Selain target ibadah, bisa juga kita menambahkan target lain untuk meningkatkan skill selama Ramadan. Diantaranya target meningkatkan skill literasi.

Skill literasi yang utama adalah membaca dan menulis. Membaca dan menulis adalah seperti dua anak kembar yang sulit untuk dipisahkan. Keduanya memiliki hubungan yang sangat erat.

Seorang pembaca yang baik berpotensi menjadi seorang penulis yang mumpuni. Sebab, seorang pembaca memiliki keluasan wawasan yang didapat dari banyaknya bacaan. Hal ini akan dapat mempermudah dirinya untuk menyampaikan ide dan gagasan ketika menulis.

Jika ingin dibuat perbandingan, mungkin bisa dikatakan perbandingannya adalah satu berbanding sembilan. Artinya, untuk menulis sebuah tulisan, penulis perlu membaca sembilan sumber bacaan yang berbeda.

Membaca Tafsir Karya Buya Hamka

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline