Lihat ke Halaman Asli

Mahir Martin

TERVERIFIKASI

Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Harap-harap Cemas Bencana Banjir di Kalsel

Diperbarui: 19 Januari 2021   15:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banjir di Kalsel (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S via kompas.com) 

Siapa sangka, bencana banjir bisa merendam 11 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan (Kalsel) dari total 13 kabupaten/kota yang ada. Sebuah bencana banjir besar yang tak pernah terbayangkan penduduk Kalsel.

Inilah realitanya, kota Banjarmasin yang terkenal dengan kota seribu sungai pun jadi salah satu yang terdampak. Terdengar lucu memang, "seharusnya karena berjuluk seribu sungai, air semakin mudah mengalir ke laut," ujar salah satu warga net.

Konon katanya, bencana banjir sebesar ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Masih konon katanya, jika pun di Kalsel ada banjir, itu cuma lewat saja karena sungai sudah dikeruk.

Namun, hujan yang tak henti-hentinya terus turun selama dua hari berturut-turut membuat air menggenang. Bukan hanya menggenang biasa, tingginya ada yang sampai dua meter. "Tinggalam sudah rumah ulun," jar urang Banjar ("Tenggelam sudah rumah saya," kata orang Banjar).

Hari ini (Selasa, 19/1/2021) sudah memasuki hari ke-6 banjir, bahkan untuk beberapa daerah mungkin sudah lebih dari seminggu. Meskipun sudah berhari-hari, masih ada beberapa daerah yang masih terendam banjir. 

Tiga hari terakhir, intensitas hujan memang cenderung menurun. Seharusnya air banjir sudah mulai surut. Namun, air banjir kiriman yang sangat banyak dan air laut yang pasang membuat daerah-daerah yang berada di hilir masih tetap terendam. Entah sampai kapan air akan tetap tergenang.

Musibah besar di Kalsel ini pada awalnya tidak mendapat banyak perhatian di media nasional. Pemerintah pusat pun bisa dibilang terlambat meresponnya. Bahkan, tagar #KalselJugaIndonesia sempat lama menduduki trending topic di twitter.

Setelah viral di media sosial, baru kemudian pemerintah pusat bergerak cepat. Bantuan pusat mulai berdatangan. Bahkan, keesokan harinya Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) langsung datang ke Kalsel meninjau dan memberikan bantuan kepada para pengungsi.

Karena merasa bencana ini adalah bencana besar, hari berikutnya Presiden pun memutuskan meninjau langsung ke Kalsel. Didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Presiden meninjau salah satu jembatan di jalan nasional yang terputus karena tergerus air. Tak lupa juga, Presiden meninjau pengungsi dan membagikan hadiah kepada anak-anak yang terdampak.

Dalam keterangan persnya setelah meninjau banjir, Presiden menyoroti curah hujan yang tinggi selama 10 hari berturut-turut sehingga sungai Barito tidak lagi mampu menampung debit air dan akhirnya air meluap.[1]

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline