Lihat ke Halaman Asli

Mahir Martin

TERVERIFIKASI

Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Membentuk Generasi Emas yang Kita Rindukan

Diperbarui: 30 Desember 2020   10:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Cahaya Rancamaya Islamic Boarding School (CRIBS)(DOK. CRIBS via kompas.com)

"Generasi Emas," itulah istilah yang digunakan oleh ulama dan intelektual Muhammad Fethullah Gulen untuk memberikan sebuah target, mimpi, dan sebuah idealisme pendidikan generasi kepada orang-orang yang terinspirasi dengan pemikiran-pemikirannya.

Kata emas khusus dipilih untuk disandingkan dengan kata generasi. Emas memiliki berbagai makna dan simbol. Emas bisa berarti kemulian, kejayaan, hegemoni, dan kebahagiaan. 

Dalam sebuah kompetisi, emas memiliki makna kemenangan. Medali emas, piala emas, plakat emas dan berbagai macam benda terbuat dari emas diberikan kepada para pemenang dan para juara. Tak heran, emas juga bermakna sebagai sebuah kebanggaan dan apresiasi bagi yang mendapatkannya.

Secara sifat kimia, unsur emas juga memiliki keistimewaan dibandingkan unsur logam yang lain. Emas bersifat stabil, mudah dibawa, tidak bereaksi, dan tidak beracun. Secara penampilan, emas enak dipandang mata, emas juga kuat namun mudah ditempa. Tidak mudah bereaksi dan tidak berkarat seperti besi, juga tidak seperti tembaga yang berubah warna menjadi hijau jika terkena udara dan lainnya. 

Konsep Generasi Emas

Muhammad Fethullah Gulen, sosok panutan yang biasa dipanggil Hojaefendi (Guru yang mulia) oleh orang-orang terdekatnya, memiliki konsep yang berbeda dan unik tentang pendidikan generasi. Bagi Hojaefendi, pendidikan bukan hanya mengajarkan atau mendidik generasi, tetapi pendidikan juga memiliki arti memberikan pelayanan (khidmah) kepada generasi. Pelayanan (khidmah) inilah yang memiliki peranan penting untuk membangun kemanusiaan.

Mimpi Hojaefendi adalah membentuk sebuah generasi yang berisi insani kamil yang memiliki pancaran nilai-nilai spiritual dari dalam dirinya. Pendekatan Hojaefendi terkait mimpinya ini memang berbeda. Beliau memiliki tekad dan kemauan yang kuat untuk menginterpretasikan mimpinya agar menjadi sebuah kenyataan dengan sebuah pergerakan. Pergerakan yang berdasarkan kepada pelayanan (khidmah). Karena menurutnya, dunia kini membutuhkan sebuah interpretasi yang baik, teladan yang baik yang mampu menuntun dan membimbing manusia menuju jalan yang benar, keluar dari degradasi moral yang sedang terjadi.

Generasi Emas yang diucapkan Hojaefendi bukanlah sebuah semboyan, motto, slogan, ataupun hanyalah sebuah retorika belaka. Generasi emas adalah idealisme yang meliputi sebuah aksi positif pelayanan (khidmah) kemanusiaan. Aksi positif yang berdasarkan nilai-nilai moral, cinta, kasih sayang, keikhlasan, pengorbanan, dan dedikasi kepada sesama. Selain itu, perdamaian dan toleransi juga menjadi pilar penting di dalamnya.

Dalam bergerak, Hojaefendi tidak sendiri pastinya. Beliau dibantu oleh orang-orang terdekatnya dan orang-orang yang mengambil inspirasi darinya. Tidak sedikit jumlahnya, gerakan pelayanan (khidmah) untuk kemanusiaan yang diinisiasi Hojaefendi ini, telah melanglang buana hampir  ke seluruh belahan dunia. 

Suatu ketika Hojaefendi pernah berkata, "Pergilah kalian ke semua tempat dimana matahari masih terbit dan terbenam." Ucapan Hojaefendi inilah yang memotivasi orang-orang yang terinspirasi olehnya untuk pergi meninggalkan tanah airnya. Tujuan mereka hanya satu, hanya untuk menggapai Ridha Ilahi dengan melakukan pelayanan (khidmah) kemanusiaan membentuk generasi emas yang dirindukan.

Membentuk Generasi Emas

Membentuk generasi emas tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak kendala dan halangan yang akan dihadapi. Bediuzaman Said Nursi dalam bukunya pernah mengungkapkan tentang 3 wabah utama yang ada di dunia ini, yaitu kebodohan, kemiskinan, dan perpecahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline