Setiap tanggal 8 September diperingati sebagai "Hari Aksara Internasional".
Hari Aksara Internasional (International Literacy Day) adalah salah satu program UNESCO yang bertujuan untuk mengingatkan masyarakat internasional akan pentingnya melek aksara bagi individu, komunitas dan masyarakat.
Membangkitkan Budaya Literasi
Bicara tentang literasi tak bisa lepas dengan baca dan tulis, dua komponen utama literasi. Dua komponen ini yang banyak didorong oleh pemerintah melalui Gerakan Literasi Nasional (GLN).
Konon katanya Bill Gates membaca dua sampai tiga buku yang ditemukannya dalam waktu satu minggu. Itu baru konon katanya, apakah benar? Menurut saya bisa saja, jika membaca memang sudah menjadi kebutuhan baginya.
Berbeda dengan Bill Gates ada juga Prof Mujiburrahman, rektor UIN Antasari Banjarmasin. Kalau yang ini bukan konon katanya, tapi saya yang bertemu langsung dengan beliau.
Kala itu saya bertanya, "Bagaimana Bapak bisa banyak membaca?" Beliau menjawab, "Sulit membagi waktu di sela kesibukan pekerjaan, tetapi biasanya saya membaca dan menulis di weekend, mengisi waktu senggang di rumah."
Ternyata di hari Sabtu beliau biasa menulis jurnal penelitian sebagai tugasnya sebagai dosen. Hari Minggu, biasanya beliau meluangkan waktu 1-2 jam menulis ringan untuk mengisi kolom beliau yang diterbitkan rutin setiap hari senin di salah satu media massa terbesar di Banjarmasin.
Di sela-sela menulis beliau membaca. "Jika bukunya bagus, satu hari biasanya bisa selesai satu buku," ujarnya.
[Baca juga: Baca Buku atau Membaca Buku, Apa Bedanya?]
Itulah mengapa setiap saya berbincang dengan beliau selalu ada hal menarik yang beliau sampaikan. Begitu juga tulisan-tulisan beliau selalu segar untuk dibaca.[1]