Kemarin, tak sengaja saya mengklik rekaman video youtube salah satu segmen pada acara Indonesia Lawyer Club (ILC) yang mengambil tema "Kejaksaan Agung Terbakar". Sudah lama sekali saya tidak mengikuti acara ini.
Kalau tidak salah ingat, terakhir saya menonton acara ini ketika masih terjadi gongjang-ganjing pilpres yang bahkan membuat acara ini vakum beberapa waktu.
Yang membuat saya tertarik adalah kehadiran kembali filsuf nyentrik Rocky Gerung di acara tersebut. Rasanya sudah lama sekali saya tidak melihat kehadirannya di acara ini.
Rocky Lupa Grammar
Pernyataan-pernyataan Rocky memang terkadang tidak penting, tetapi selalu menarik untuk diulas. Ada dua poin dari pernyataan Rocky malam itu, yang ingin saya coba soroti, terlepas penting tidaknya apa yang dikatakannya.
Poin pertama, pengakuan setengah bercanda yang ia katakan bahwa ia lupa grammar berbicara di ILC, karena saking lamanya tidak diundang.
Istilah lupa grammar yang diungkapkan Rocky bisa kita tilik dari aspek keilmuan sosiologi yang berhubungan dengan konsep interaksi sosial. Dari aspek ini istilah ini memiliki nilai esensi yang penting, walaupun sebenarnya Rocky mengatakannya bukan untuk maksud menjelaskan esensi ini.
Esensinya adalah mengajarkan bagaimana kita seharusnya berbicara. Konteks, situasi dan kondisi sangat menentukan grammar apa yang harus kita gunakan.
Selain itu, dengan siapa kita berbicara juga sangat menentukan bagaimana seharusnya kita berbicara atau mengungkapkan sesuatu. Ini adalah salah satu kunci penting komunikasi dalam berinteraksi sosial.
Sebagai contoh, jika ada yang mengajak saya jalan-jalan ke pantai dikala pandemi masih tak terkendali, saya akan menjawab "tidak" pastinya. Tetapi bagaimana saya mengungkapkan penolakan saya, akan sangat bergantung siapa yang mengajaknya. Bahasa penolakan kepada ajakan anak dirumah pasti berbeda dengan bahasa penolakan kepada rekan kerja.
Selain itu istilah lupa grammar yang digunakan Rocky juga mengingatkan kepada kita bahwa kita mungkin sekarang lupa bagaimana cara berinteraksi sosial yang baik.