Lihat ke Halaman Asli

Mahir Martin

TERVERIFIKASI

Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Membuka Bioskop, Seni Menggunakan Kata "Kemungkinan"

Diperbarui: 29 Agustus 2020   14:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Bioskop (Krists Luhaers on Unsplash via kompas.com, gambar sudah diedit) 

Setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda akan sesuatu, apalagi tentang sesuatu yang samar atau yang belum jelas kedudukannya.

Pernyataan bisa sangat subjektif jika tanpa didukung data empiris yang jelas. Pernyataan yang subjektif selalu membawa perdebatan. Satu hal yang sama bisa bermakna baik bagi seseorang, sebaliknya bermakna buruk bagi orang yang lain. Subjektivitas sangat tergantung dari sudut pandang seseorang.

Subjektivitas yang Membawa Kemungkinan

Pernyataan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito yang mengklaim bioskop berkontribusi untuk meningkatkan imunitas masyarakat yang berkaitan dengan penanganan Covid-19 bisa jadi sangat bersifat subjektif.

Walaupun dalam keterangan persnya, beliau menegaskan rencana pembukaan bioskop sudah berdasarkan hasil kajian tim pakar medis dan kesehatan masyarakat, tetap saja segala sesuatunya masih belum jelas kedudukannya.

Ya, belum jelas, itu yang saya tangkap, karena ini masih bersifat kemungkinan. Kemungkinan bukan berarti kepastian. Entah kapan bioskop benar-benar dipastikan akan dibuka. 

Saya katakan ini belum jelas, bukan tidak jelas. Belum jelas artinya akan menuju jelas. Karena dari gimmick dan pemaparan Pak Wiku, rasanya ini benar-benar akan dilakukan, walaupun Pak Wiku masih belum berani memastikannya dan masih memilih kata kemungkinan.

Banyak hal memang yang terkadang philosophically disturbing dengan keadaan yang terjadi. Seperti halnya masalah bioskop ini. Kita belum bisa memastikan apakah keputusan yang diambil nantinya akan benar atau salah. Semua masih bersifat kemungkinan.

Kemungkinan pada Schrodinger Cat Experiment

Saya teringat sebuah thought experiment atau eksperimen pikiran yang dilakukan seorang ilmuwan Fisika Erwin Schrodinger untuk memahami Fisika kuantum. 

Eksperimen yang terkenal dengan sebutan "Schrodinger Cat Experiment" atau eksperimen kucing Schrodinger. Sebuah eksperimen pikiran yang dilakukan dengan hanya berpikir tanpa melakukannya secara nyata.

Schrodinger berpikir tentang Fisika kuantum dengan membayangkan seakan dia menempatkan seekor kucing ke dalam sebuah kotak tertutup yang sudah ditempatkan alat di dalamnya yang bisa membuat kucing tersebut mati dengan kemungkinan 50%.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline