Lihat ke Halaman Asli

Mahir Martin

TERVERIFIKASI

Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Pilih New Normal atau AKB? Atau Tidak Keduanya?

Diperbarui: 6 Agustus 2020   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(humas pemprov Jabar) via kompas.com

Setelah istilah social distancing diubah menjadi physical distancing, sekarang diperbincangkan mengenai istilah new normal yang diubah menjadi adaptasi kebiasaan baru (AKB).

Inilah serba-serbi istilah di masa pandemi covid-19 ini. Sebenarnya masih banyak istilah-istilah baru berkenaan dengan covid-19 yang membuat masyarakat semakin bingung.

Katanya istilah new normal banyak tidak dipahami atau malah disalah pahami masyarakat. Istilah yang menggunakan Bahasa Inggris ini memang populer di dunia sekarang, sejalan dengan mulai frustasinya masyarakat karena menunggu pandemi yang tak kunjung usai. Bukan karena bahasa Inggrisnya, tetapi karena dampaknya pada kehidupan. Itu yang membuat istilah ini begitu penting.

Memahami New Normal

Di dunia barat sana, kehadiran new normal dirayakan masyarakat. Masyarakat sudah jenuh berdiam di rumah. Masyarakat perlu pencerahan. Masyarakat ingin kembali hidup normal, walaupun hanya sekedar new normal. Diskursus tentang new normal merambah ke semua sendi kehidupan. Bahkan kebijakan politik dan pemerintahan pun sangat ditentukan dengan sudut pandang new normal.

Sebenarnya apa sih new normal? New normal atau kenormalan baru adalah membuka kembali semua sendi kegiatan masyarakat dengan tetap mengacu kepada protokol kesehatan.

Karena ini hal yang baru, masyarakat sulit melaksanakannya, karena belum terbiasa.

Belum usai kita memahaminya, sekarang kita sibuk mencari kata baru untuk menggantikannya. Alasannya karena kata itu dirasa tidak sesuai. Orang lebih condong kepada normalnya bukan newnya itu alasannya. Padahal mau diganti istilah atau tidak, jika mindset masyarakat tetap sama, tidak akan ada perubahan yang signifikan.

Selain itu, ada juga yang mengatakan bahwa kata new normal itu bertolak belakang dengan semangat melawan pandemi. Sebabnya, kata new normal ini dulu lebih sering digunakan sebagai cara menghadapi penurunan ekonomi karena krisis yang terjadi.

New normal digunakan sebagai cara untuk mengambil kesempatan sebesar-besarnya di kala terjadi krisis. Intinya istilah new normal lebih bermakna ekonomis, bahkan cenderung materialistis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline