Masih ingat dengan keluarga cemara? Sinetron yang populer di era 90-an dan diangkat ke layar lebar pada masa liburan sekolah tahun lalu. Sebuah cerita yang menggambarkan lika-liku keluarga yang patut untuk dijadikan inspirasi oleh kita.
Bertepatan dengan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-27, 29 Juni 2020, cocok rasanya bersama kita sedikit belajar tentang keluarga.
Bicara tentang keluarga memang akan selalu membawa kita kepada drama kehidupan. Rasa senang, sedih, suka, duka selalu mengiringi jalannya sebuah keluarga.
Membangun keluarga memang bukan sesuatu yang mudah. Kita perlu belajar secara sungguh-sungguh dan berkelanjutan.
Keharmonisan sebagai tujuan berkeluarga menjadi sesuatu yang semestinya diusahakan. Saling pengertian antar anggota keluarga harus dijaga. Setiap anggota keluarga harus menjadi supporting system bagi anggota keluarga yang lain.
Suami mendukung istri, anak mendukung orang tua, adik mendukung kakak. Dengan adanya supporting system, maka keharmonisan menjadi sebuah keniscayaan.
Lalu, bagaimana kita membentuk keharmonisan ini? Ada satu hal yang sering kita lupakan. Hal yang sebenarnya sangat penting harus ada dalam keluarga. Apa itu? Itu adalah musyawarah.
Menurut saya, perlu dibuat sebuah gerakan untuk ini, "Gerakan Musyawarah Keluarga (GEMUK)".
Ya, menurut saya, musyawarah adalah bagian penting dari komunikasi dalam keluarga. Musyawarah atau biasa disebut dengan rapat koordinasi adalah bagian penting yang harus ada pada sebuah institusi. Sejatinya keluarga adalah sebuah institusi kecil yang kita miliki, maka sewajarnya jika diperlukan koordinasi antar anggotanya.
GEMUK yang saya maksud disini adalah gerakan musyawarah keluarga inti, bukan musyawarah keluarga besar yang sudah menjadi suatu kebiasaan di lingkungan kita.
Tidak bisa dipungkiri, musyawarah keluarga besar, seperti arisan atau paguyuban keluarga adalah hal yang penting. Itu akan menjadi supporting system eksternal terbentuknya keharmonisan keluarga.