Senang rasanya melihat artikel yang saya tulis beberapa tahun lalu dibuatkan review video youtube oleh seorang teman. Artikel yang saya tulis untuk Majalah Mata Air, sebuah majalah yang mengusung tema sains, budaya dan spiritualitas.
Senang dengan harapan lebih banyak orang yang akan mengambil manfaat dari artikel yang saya tulis 8 tahun lalu itu. Artikel itu mengangkat tema tentang cinta dan keikhlasan dalam ikatan kimia. Menggabungkan sains, budaya dan spiritualitas.
Saya teringat sebuah kenangan pada peringatan Hari Guru tahun lalu. Siswa-siswi berlarian memberikan surat ucapan selamat kepada seluruh guru. Aku mendapat surat yang sarat akan makna yang membuatku senang dan bangga.
Begini isi suratnya, "Dalam suatu artikel yang Bapak tulis, suatu hubungan atau ikatan itu seharusnya seperti ikatan ion dimana salah satu memberikan rasa sayang, cinta dan pengorbanan agar lebih kuat ikatan tersebut. Namun kami memiliki sudut pandang lain, suatu hubungan itu seharusnya seperti ikatan kovalen dimana kita (Kami dan Bapak) saling berbagi rasa sayang, cinta, hormat dan pengorbanan."
Mengapa saya senang dan bangga dengan surat ini? Ada banyak alasan untuk itu. Pertama, saya senang mereka membahas tentang Kimia. Ini menunjukkan mereka bisa memahami pelajaran yang saya berikan di kelas. Salah satu kepuasan menjadi guru adalah ketika anak didiknya memahami apa yang diajarkannya.
Kedua, saya bangga mempunyai siswa yang berani dan bisa mengatakannya sudut pandangnya sendiri. Ini membuktikan bahwa siswa sudah mampu berpikir kritis. Selain itu mereka juga mampu mengkomunikasikannya dengan baik dengan menyampaikannya dengan surat itu. Setidaknya elemen skill abad 21 sudah tercantum didalamnya.
Ketiga, saya bangga mempunyai siswa yang ternyata mempunyai kesadaran literasi yang tinggi. Dari apa yang mereka tulis menunjukkan mereka sudah membaca artikel yang saya tulis. Bukan hanya membaca tapi mereka memahaminya. Terlihat dari sudut pandang lain yang mampu mereka suguhkan.
Keempat, saya bangga mempunyai siswa yang mampu memahami akan arti sebuah rasa sayang, cinta, hormat dan pengorbanan. Pendidikan karakter memang memerlukan pemahaman akan nilai-nilai universal. Nilai-nilai universal inilah yang akan membentuk karakter yang baik dalam diri mereka sebagai bekal kehidupan mereka kelak.
Kekuatan pendidikan karakter terlihat jelas dari surat yang ditulis siswa tersebut.
Ulama Muhammad Fethullah Gulen, berkenaan tentang karakter pernah mengatakan, "Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa cara yang paling tepat untuk membentuk karakter seseorang dan membuatnya menjadi monumen di dalam dirinya adalah dengan menjadi seorang guru."