Lihat ke Halaman Asli

Mahfudz Tejani

TERVERIFIKASI

Bapak 2 anak yang terdampar di Kuala Lumpur

Merasakan Gemuruhnya Ultras Malaya di Final AFF 2018

Diperbarui: 12 Desember 2018   09:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Setiap negara pasti mempunyai suporter militan dalam mendukung tim nasional kebanggaannya, tanpa terkecuali adalah Malaysia. 

Mereka  menggelarkan dirinya Ultras Malaya (UM), lebih tepatnya Ultras Malaya 07. Karena didirikan pada tahun 2007 bersamaan dengan Piala Asia kala itu. Namun belakangan ini, mereka menggelarkan diri sebagai "Ekor Harimau Sejati".

Bergabung dengan curva Ultras Malaya merupakan suatu kebetulan belaka, karena tiket sudah habis terjual beberapa hari sebelumnya. Baik yang dijual secara online maupun tiket fizikal yang dijual di loket sekitar Stadion Putra Bukit Jalil.

Melihat antusiasme suporter Malaysia dan banyak yang tidak mendapatkan tiket, maka KBS- Kemenporanya Malaysia merencanakan akan membuka stadium Axiata (bersebelahan stadion utama) untuk menampung yang tidak kebagian tiket. 

Karena ada informasi ini, saya memberanikan diri datang ke Bukit Jalil untuk menonton final Piala AFF Suzuki 2018 ini.

Dokumentasi pribadi

Dua jam sebelum pertandingan dimulai, saya sudah sampai di Stadion Bukit Jalil, sambil lalu melihat antusiasme suporter Malaysia dan pernak-pernik seputar final Piala AFF ini. Tuah badan tiada yang tahu, ada orang yang menawarkan kelebihan selembar tiket di pintu masuk stadion gate A, yang dijual masih dalam batas harga normal.

Memasuki Curva Ultras Malaysia

Dokumentasi pribadi

Setelah memasuki gate A, saya langsung masuk ke dalam satu tribun yang secara kebetulan adalah tribunnya Ultras Malaya. Koleksi syal Malaysia yang saya bawa, langsung saya kalungkan di leher dan meminta izin kepada kru UM untuk masuk ke dalam. Mereka mengiyakan dan meminta segera memenuhi kursi yang kosong terlebih dahulu.

Sebagai sesama suporter, saya sudah memahami aturan-aturan dalam curva ini seperti harus bersepatu, menggunakan syal kebanggaan, berdiri selama 90 menit, memakai baju hitam atau jersi kebanggan, ikut arahan Capo dan kru, dan yang pastinya ngechant dan berdiri selama pertandingan berlangsung.

Kru-kru UM berbaris di setiap lorong-lorong tribun untuk mengatur suporter yang datang sambil memberikan arahan. Sandaran-sandaran kursi di sekitar saya telah dibungkus oleh plastik hitam sebagai persiapan untuk persembahan koreo nanti. 

Kru-kru UM yang mengatur suporter menggunakan kaos berwarna kuning, sedangkan bagian perkusi di depan menggunakan kaos berwarna hitam berseragam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline