Lihat ke Halaman Asli

Mahfudz Tejani

TERVERIFIKASI

Bapak 2 anak yang terdampar di Kuala Lumpur

Di antara Rohingya, Genosid, dan Kealpaan Diri

Diperbarui: 24 Juni 2015   14:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1366797130738824490

[caption id="attachment_239846" align="aligncenter" width="300" caption="Foto diambil dari http://zerqaabid.blogspot.com/"][/caption]

Bau amis darah menyeruak seketika pemikiran kerdilku Aroma daging sayat terbakar tercium mengambang sampai beribu batu Jasad-jasad tergeletak terbiarkan  menjadi kuburan terbuka Erangan kesakitan melantunkan syair yang terlupa Teriringi nyanyian sendu dari rumah-rumah yang terbakar Menjadi epilog basi diantara cerita-cerita genosid yang terbiar

Saudaraku Etnik Rohingya !! Keberadaanmu menambah cerita-cerita penghabisan manusia Kelahiranmu hanya menjadi momok berita dunia Kau bukan sebagian dari isi bumi ini Kau memang diciptakan untuk dimusnahkan Karena warnamu tidak sama dengan kebiasaanku Karena suaramu tidak seirama dengan kearoganku Itulah alasan-alasan para pemusnah cerita dunia

Saudaraku Etnik Rohingya !! Mengapa mereka yang sering berteriak tentang kemanusiaan terdiam ? Mengapa mereka yang sering berbicara HAM terpaku ? Karena engkau tak layak dijadikan sebuah alasan Karena engkau tak bisa dijadikan uang saku Karena engkau tak bisa menjadikan para donatur tersenyum Karena engkau dan engkau Hanya segelintir manusia-manusia yang tidak layak menyita pemikiran kurcaci dunia

Saudaraku Etnik Rohingya !! Aku ingin berlabuh sebentar diantara riuh dukamu Aku ingin menyatu dengan simpati-simpatimu yang bertebaran Mendengarkan kesahmu tentang ketidakadilan Mendengarkan tentang pagelaran pembunuhan massal Aku berusaha memisahkan adat dan etika Aku berusaha meminggirkan perjuangan dan agama Namun apa yang engkau dapat..? Harapanmu kian terbakar di bumi pagoda Harapanmu terlerai memenuhi selat Melaka

Pagelaran demi pagelaran yang engkau suguhkan tak mampu menggugah mereka Operamu tak laku di lakon pentas dunia Dari pentas dunia Arab sampai Eropa ceritamu mengalir biasa Karena engkau bukan siapa-siapa Karena engkau tidak membuatkan mereka tertawa Abadilah ketidakmampuan merasakan derita manusia Kekallah ketidakadilan mewarnai cerita dunia

Kuala Lumpur, 24 April 2013 Bangkitlah bersama Phoenix yang terlambat Saudaraku ROHINGYA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline