Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Penyelenggara Pemilihan Sejak Mahasiswa

Diperbarui: 17 November 2022   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perguruan Tinggi merupakan ruang akademis yang menyediakan fasilitas penunjang perkembangan mahasiswa. Sebagai lembaga tinggi yang menyelenggarakan pendidikan, kampus memiliki tanggung jawab yang amat besar guna mendorong kemajuan di tengah masyarakat sebagaimana Tridharma Perguruan Tinggi. Mahasiswa yang menuntut ilmu datang dari berbagai daerah dengan pilihan keilmuan yang berbeda-beda, kelak keilmuan itu akan digunakan sekembalinya ke daerah masing-masing. Baik buruknya kualitas lulusan sarjana yang dihasilkan kampus akan berdampak bukan hanya pada individunya sendiri tetapi juga masyarakat di tempatnya berada. Karena masyarakat setiap daerah membutuhkan lulusan yang berkualitas, yang dapat membuat kemajuan dan perubahan.

Sebagai lembaga pendidikan, kampus bertanggung jawab terhadap kualitas lulusannya agar kelak bersumbangsih lebih di masyarakat karena kebutuhan di masyarakat sangat kompleks, diperlukan kemampuan tidak hanya pada orientasi studi tetapi kemampuan di luar studi mahasiswa. Seperti misalnya, kepemimpinan, skill desain, public speaking, kepemiluan dan lain sebagainya. Kemampuan-kemampuan tersebut sangat jarang didapatkan di dalam kelas tetapi hanya terfasilitasi dengan keberadaan organisasi mahasiswa yang tersedia di dalam kampus. Kemampuan kepemiluan mahasiswa misalnya, sama sekali tidak ditemui mahasiswa dalam bentuk praktek di dalam kelas. Padahal hal itu sangat diperlukan karena pemilihan sebagai bagian dari proses demokrasi selalu dilaksanakan setiap pemilu kepala daerah (Gubernur, Bupati, Desa), Presiden dan Wakil Presiden, dan Pemilihan Anggota Legislatif, yang proses pelaksanaannya harus berjalan dengan baik demi kualitas hasil pemilihan . Itulah sebabnya peran organisasi mahasiswa sangat penting untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Diantara organisasi yang tersedia. Organisasi mahasiswa yang berperan untuk menambah pengetahuan tentang kepemiluan adalah organisasi (misal Universitas Tadulako) Majelis Mahasiswa (MM) di tingkat Universitas dan Dewan Perwakilan Mahasiswa/Badan Perwakilan Mahasiswa (DPM/BPM). Organisasi mahasiswa ini memberikan gambaran tentang kepemiluan karena memiliki fungsi terselenggaranya pemilihan Badan Eksekutif Mahasiswa dengan membentuk panitia penyelenggara pemilihan.

Pada proses persiapan pemilihan, panitia penyelenggara akan mencari acuan yang digunakan di masyarakat dan masih relevan untuk digunakan di ranah mahasiswa. Hal itu dengan menggunakan referensi teknis yang bisa didapat dari universitas lain ataupun referensi melalui aturan Komisi Pemilihan Umum. Pemilihan di ranah mahasiswa selalu mengacu dan menggunakan konsep pemilihan yang digunakan oleh negara. Karena dikemudian hari pemilihan serupa berlangsung di masyarakat. Pelaksanan yang mengacu pada konsep pemilihan dalam negara tersebut akan memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang teknis pemilihan karena melibatkan seluruh mahasiswa. Penyelenggaranya adalah panitia yang dibentuk MM atau BPM/DPM, peserta pemilu diantaranya organisasi mahasiswa sebagai pemberi rekomendasi calon dan mahasiswa keseluruhan sebagai pemilik suara.

Kemampuan mahasiswa yang didapatkan dalam organisasi yang menyelenggarakan pemilihan sangat bermanfaat untuk mahasiswa itu sendiri. Karena dalam kehidupan bernegara proses demokrasi selalu menyelenggarakan pemilihan umum pada setiap pergantian periode kepemimpinan eksekutif dan legislatif. Di masyarakat akan dibentuk panitia pemungutan suara (PPS) di tingkat desa, panitia pemilihan kecamatan (PPK), hingga KPU Kab/Kota dan KPU Provinsi. Keterlibatan mahasiswa sejak awal mengenai pemilihan dalam organisasi akan menunjang kualitas penyelengara yang nantinya berdampak pada hasil pemilihan sebagai bagian dari proses demokrasi di Indonesia. Bila mahasiswa kurang dalam partisipasi organisasi tentang kepemiluan maka lulusan sarjana nantinya sangat minim pengetahuannya tentang proses teknis dalam pemilihan.

Kampus sebagai lembaga yang menghasilkan lulusan yang kelak hadir di tengah masyarakat harus turut mengambil peran terutama dukungan terhadap organisasi yang bergerak di bidang penyelenggaraan pemilihan. Selain itu pula, perlu kesadaran dari mahasiswa untuk melibatkan diri dalam organisasi yang telah disediakan kampus agar kemampuan diri terasa karena dipenuhi aktivitas yang kelak menunjang untuk diterapkan di masyarakatnya. Organisasi mahasiswa yang menyediakan pembelajaran pemilihan harus menjadi pilihan agar kualitas awal lulusan yang memahami pemilihan umum dapat terpenuhi, sehingga pelaksanaan pemilihan umum sebagai bagian dari demokrasi di Indonesia selalu berjalan semakin baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline