Katamu, 'Kau, adalah pemenang, dalam pergulatan orang-orang pembawa amplop cokelat. Yang entah sudah beberapa kali mereka menyesap getir- sebuah penolakan sana-sini.'
Katamu, 'Kau, adalah penguasa, dalam deretan orang-orang, berpakaian putih hitam. Kau mendongak, menatap acuh nan remeh pada mereka, seakan-akan, Kau paling hebat, di antara mereka.'
Katamu, 'Kau, adalah seorang pemuda dengan berjuta keahlian. Melangkah angkuh, memasuki gedung-gedung pencakar langit- ditemani ego setinggi langit.'
Ha-ha-ha
(Tawaku saja, tak cukup tuk- menertawakan semua tingkah konyolmu itu.)
Semua katamu, hanyalah seonggok bualan sampah busuk, yang menikam jiwa-jiwa 45 sesungguhnya. Bukan seperti dirimu- bertengger sok penguasa, dalam kungkungan penguasa.
Berlagak sok ahli, dalam kungkungan para petinggi.
Pekalongan, 09 Oktober 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H