Lihat ke Halaman Asli

Mahfudh Harun

Suka menulis dan senang berbagi

Lidah

Diperbarui: 28 Februari 2016   01:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="abisyakir.wordpress.com"][/caption]

 

 

Aku menatap dari celah awan membelah
Sebuah bayangan
Dan memperhatikannya dari setiap sisi
Sepertinya hewan melata sempurna
Sirip dan kukunya mirip manusia

Namun aneh, ia mencari makan dengan lidahnya
Menjulur panjang sampai ke ulu hati
Semakin kutak mengerti

Setiap matahari membuka mata kehidupan
Ia putar frekwensi pikiran pada gelombang kehausan.
Ya dengan signal super rakus, tidak putus-putus
Di sana selalu menyajikan berita utama
Tentang aroma uang dan brangkasnya
Dipandu syaitan berlagu

Dalam perjalanan selalu melewati jalan sunyi nan basah
Hingga dudukpun sukanya sekursi lembab, anehlah
Ia dikawal setan-setan dari cakrawala
Dari luar dan dalam urat darahnya
Setan yang ia simpan dalam saraf selepas senja

*****

Aku yang punya rasa
Mengelus-ngelus dada
Menyayapkan cita pada ketiak cinta
Terbang bersama angin jauh ke dalam angin
Lalu menguapkan nafas menghilang, mengawan, dan mengudara
Menyelip-nyelip diantara celah-celah bulir hujan senja
Dengan secuil aroma luka dusta tercium dalam ruang hampa

Melayang-layang seperti Elang di balik bilik awan
Hampir sesat, lalu kudaratkan dengan pelangi warna

*****

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline