Lihat ke Halaman Asli

Mahfudh Harun

Suka menulis dan senang berbagi

Mengenang Perempuan Itu

Diperbarui: 22 Desember 2015   13:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

 

Di balik papan tua itu
Yang menjadi saksi bisu
Nyawa-nyawa bermunculan ke dunia
Aku salah satunya

Dari perempuan tangguh pantang menyerah
Walau keringat menderas
Darah bersimbah
Berjuang melawan maut, tak berbatas

Dari terbit matahari hingga terbit matahari
Sampai dua tahun enam bulan hitungan
Antara terpejam dan terjaga, bukan sehari
Untuk sibuah hati belahan jiwa sepanjang zaman

Namun, kala air susumu menjadi darahku
Hingga berwujud daging membungkus tulang dan otakku

Aku hanya cerdas bergelut dengan waktu
Terpesona dan larut dalam hiruk pikuk sandiwara dunia
Kadang lupa akan baktiku padamu yang tak ternilai harganya
Tubuh dan pikiranku terpenjara oleh masa
Dari nafasmu ada sampai tiada

Ibu,,,,
Maafkanlah aku
Meskipun tubuhku jauh dengan jasadmu
Doaku selalu menyertaimu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline