Lihat ke Halaman Asli

Ketika Saya Masih Kecil

Diperbarui: 2 November 2023   15:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

  Dahulu kala, saat saya masih kecil sangar ingin sekali mendatangi supermarket di jalan Pasteur bandung yaitu griya hanya sekedar ingin melihat bapak satpam yang menjaga pintu masuk supermarket. Ini untuk banyak orang memang sangat aneh bagi banyak orang. Jangankan orang, saya yang sekarang pun merasa aneh kepada keinginan saya saat kecil. Entah mengapa saya saat kecil melihat satpam di griya itu sangatlah keren. Jadi satpam di griya yaitu salah satu cita-cita saya saat kecil.

  Suatu Ketika, saat saya pergi dengan kakek ke sebuah pasar untuk membeli sayuran  di jalan soekarnohatta bandung, saya jalan-jalan mengelilingi seisi pasar tersebut untuk mencari bahan pokok yang dibutuhkan untuk memasak. Karena saat itu akan ada kumpul keluarga besar dirumah kakek saya. Saat saya dan kakek sudah beres mendapatkan apa yang dibutuhkan, saya dan kakek langsung jalan menuju mobil untuk pulang kerumah. Saat dijalan pulang saya melihat bapak-bapak didepan gapura sedang nongkrong, entah mengapa saya kesal melihat bapak-bapak tersebut karena memiliki kumis yang social distancing atau bisa disebut seperti lele. Saya saat kecil beranggapan dan menanyakan kepada diri sendiri, kenapa sih kumisnya tidak dicukur saja kararena nanggung saja atau bisa disebut tidak enak dilihat.

  Saya sangat bersyukur dilahirkan dikeluarga yang sekarang karena mereka bisa memberi kebahagiaan kepada saya. Keluarga saya selalu berpikir terbuka, jadi apapun itu cita-cita saya dan hobi saya selalu di support oleh keluarga saya. Selain manusia, hewan pun sudah ada yang dianggap keluarga oleh saya yaitu kucing saya yang Bernama bento. Si bento ini yang menemani saya dari kecil hingga sampai saya memasuki SMA, karena saat SMA kucing saya mati.

  Berbicara soal makanan, nenek saya bisa disebut sangat ahli dalam bidang memasak. Karena beliau memasak apapun selalu perfect. Salah satu masakan beliau yang menjadi favorit saya yaitu gepuk dan opor ayam. Saat nenek saya wafat, saya selalu sedih saat melihat di tempat makanan yang menjual opor ayam dan gepuk karena selalu teringat oleh masakan beliau. Saya sangat merasa kehilangan saat nenek saya wafat, karena saya sudah tidak bisa lagi merasakan masakan dari beliau dan kasih sayang nya lagi yang amat begitu besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline