Lihat ke Halaman Asli

Mahesa Dwi

Mahasiswa

Santri Siaga Jiwa dan Raga

Diperbarui: 21 Oktober 2021   18:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Merujuk pada satu peristiwa bersejarah, yakni seruan yang dibacakan oleh KH. Hasyim Asy'ari (pahlawan nasional) pada tanggal 22 Oktober 1945 telah ditetapkan hari santri oleh presiden Joko Widodo pada tanggal 22 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal, Jakarta. 

Setelah Perang Dunia II yang di menangkan oleh inggris dengan bantuan belanda di belakang layar untuk mengambil alih tanah jajahan Jepang, pahlawan nasional yang merupakan KH Hasyim Asy'ari memberikan seruan yang berisikan perang (jihad) melawan tentara sekutu yang ingin menjajah kembali Indonesia. Sekutu yang dimaksud adalah Inggris. 

Peran besar umat islam dalam berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan serta menjaga keutuhan NKRI menjadi faktor lain yang melatar belakangi di tetapkannya hari santri nasional di Indonesia. Hal ini sekaligus merevisi catatan sejarah, bukan berarti merubah sejarah yang sudah ada. Merevisi disini maksudnya menambahkan beberapa catatan sejarah nasional yang hampir tidak pernah menulis peran ulama dan para santri di masa orde baru.

Peringatan hari santri tidak hanya di peringati oleh masyarakat Indonesia yang beragama Islam. Tetapi, masyarakat non-Islam juga ikut serta memperingati hari santri nasional. Hal ini dibuktikan dengan upacara peringatan hari santri yang dilakukan pada tahun 2018 di Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar upacara peringatan hari santri nasional di lapangan Panahan, Jalan Kenari Yogyakarta. Masyarakat non-Islam turut andil dalam merayakan upacara peringatan hari santri nasional dengan tergabung dalam paduan suara juga rombongan barongsai tari Barongsai dari etnis Thionghoa.

Jihad yang dilakukan pada tanggal 22 oktober yang ditetapkan sebagai hari santri malhirkan peristiwa heroik 10 November 1945 yang kini ditetapkan sebagai Hari Pahlawan.

Tepat sudah 6 tahun hari santri nasional di peringati di Indonesia sejak presiden Joko Widodo menetapkan melalaui keputusan presiden nomor 22 tahun 2015.

Yaqut Cholil Qoumas sebagai menteri agama Republik Indonesia telah menjelaskan bahwasannya hari santri nasional tahun ini  menyusung tema "Santri Siaga Jiwa dan Raga". Siaga jiwa memiliki makna santri diharapkan tegas perihal dalam menjaga kesucian hati dan akhlak, serta berpegang teguh pada nilai, akhlak, dan ajaran agama yang rahmatan lil'alamin. 

Dimasa pandemi COVID-19 "Santri Siaga Jiwa Raga" sangat penting karena santri tetap disiplin dan tidak boleh lengah dalam menjalankan protokol kesehatan 5M + 1B. 

Menurut Menag Yaqut Qousim protokol kesehatan 5M + 1B yang dimaksud disini adalah memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan doa untuk kepentingan bersama. 

Ditahun 2021 hari santri nasional di peringati secara spesial karena secara nasional dilakukan secara virtual akibat pandemi COVID-19 yang belum juga sirna. Namun, dalam cakupan pondok pesantren hari santri nasional di peringati secara langsung dengan sifat internal dan tetap melaksanakan protokol kesehatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline