Lihat ke Halaman Asli

Mahendra Paripurna

Berkarya di Swasta

Puisi: Khan, Lupakan

Diperbarui: 9 Maret 2021   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Ini tentang adikmu yang kau panggil Khan
Tentang mimpi perjalanannya melintasi lautan
Bersama lelaki yang berjanji membawakan sebuah sampan
Berukirkan cinta dengan dua nama yang dipahatkan

Ia memulai cerita dengan bunga-bunga
Tak peduli duri yang melukai
Mengotori gaun putihnya
Menusuk tapak kaki yang kini melunglai

Pada bait rindu yang kau bakar menjadi abu
Ada api yang bersembunyi di bilik masa lalu
Ada debu yang dulu menciummu tanpa malu
Menggeliat dalam kumpulan sajak yang kini menjadi batu

Khan, kau bukanlah Cinderella
Dalam mimpi tak bertuan yang menggenggam tangan sang putera raja
Tak ada ksatria yang bersembunyi dan berlari
Pada medan kurusetra yang hendak kau singgahi

Tak kau lihatkah tangannya menyimpan belati
Dibalik mawar yang tajam lagi berduri
Tak kau lihatkah senyum keji
Saat ia bersama gadis yang dulu sering kau puji

Lelaki itu kini menghantu
Membawa lari setiap detak jantungmu
Di balik singgasana ia bersembunyi
Bak tebing tinggi yang siap mengelincirkan para pendaki

Di tepi senja yang menenggelamkan
Aku ingin katakan


Khan, lupakan

Tangerang, Maret 2021
Mahendra Paripurna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline