Lihat ke Halaman Asli

Mahendra Paripurna

Berkarya di Swasta

[Puisi] Adakah Mata yang Mencinta

Diperbarui: 25 Februari 2021   14:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrasi: tribunnewsmaker.com/sinetron ikatan cinta


Adakah yang lebih indah dari mata yang mencinta?
Menatap lekat
Bak mantera sihir tak terlihat
Pada bola-bola mata indahmu yang penuh perekat

Burung-burung sunyi
Tak bernyanyi
Hanya gemerisik rerumputan
Yang mengintip di balik persembunyian

Matamu menarik sukma
Kala tersenyum ceria
Meneduhkan rasa
Kala tertutup butiran air mata

Kemana mata itu
Yang kurindu
Saat dulu
Dalam benaman riak penuh candu

Tanpanya aku tersesat
Dalam labirin teka-teki penuh pukat
Tanpamya aku terpenjara
Dalam ruang waktu tanpa arah dan masa

Haruskah kutelusuri jejak tanpa nama
Tuk kujadikan mata yang mencinta
Atau kubiarkan jiwaku terpuruk dalam kelam
Menanti kembalinya cahaya menyampaikan salam

Di ujung senjakala
Matahari meredup di balik cakrawala
Rembulan yang genit mengintai dalam tanya
Masih adakah mata yang mencinta?


Tangerang, Februari 2021
Mahendra Paripurna

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline