Lihat ke Halaman Asli

Mahendra Paripurna

Berkarya di Swasta

[Puisi] Mencari Makna Air

Diperbarui: 19 Januari 2021   13:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Dalam pencarian makna. Di suatu pagi yang dingin manja. Aku tiba di sebuah warung kopi. Saat sang ibu penjual sedang khusu menyusui.

Kutanyakan sang ibu apakah makna air untuknya. Termenung sejenak ia lalu berkata. Air adalah tetesan darah wujud dari sebuah cinta. Ia mengalir ke dalam mulut setiap bayi yang lahir ke dunia.

Tak puas, aku menyusuri tepian sawah. Mencoba mencari jawaban dari segala gundah. Seorang petani terlihat duduk melepas lelah. Di tengah pematang yang jauh dari mewah.

Akupun bertanya pada sang petani. Ujarnya, air adalah pintu-pintu harapan. Ia adalah nyawa dari setiap buliran padi. Yang kan membuat petani mampu mengulas senyuman.

Di bilik-bilik pengungsian. Tempat terdengarnya banyak rintihan. Aku kembali menemukan jawaban. Saat daratan berubah menjadi seolah lautan.

Air adalah kehancuran. Ia melibas segala apa yang kelihatan. Inikah murka Tuhan. Ataukah ujian dan teguran akibat manusia yang tak lagi peduli akan lingkungan.

Seorang gadis kecil terduduk dalam diam. Tatapan kosong terlihat dari matanya yang kelam. Memikirkan keluarganya yang tak kunjung ditemukan. Adakah ia tahu makna air jika kutanyakan?

Saat kurengkuh ia dalam pelukan. Pecahlah jerit dan tangisan. Rupanya air baginya adalah air mata. Wujud nyata dari sebuah duka lara dan derita.

Aku berhenti mencari


Tertunduk dalam terenyuhnya hati


Tuhan, hentikanlah segala bencana


Kembalikanlah segala ceria di negeri tercinta



Tangerang, Januari 2021
Mahendra Paripurna




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline