Lihat ke Halaman Asli

Mahendra Paripurna

Berkarya di Swasta

Suara dan Pilkada

Diperbarui: 9 Desember 2020   17:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Tuan,
Kala benur
Benih lobster yang belum cukup umur
Kau paksa bekerja di luar negeri
Demi menghasilkan pundi-pundi
Untuk memperkaya kantung-kantung pribadi
Terpikirkah olehmu rakyat kecil kan sakit hati?

(Kau menghardik
Cukup, jelata, itu Pilkada)

Tuan,
Kau tahu kami harus bersusah payah
Hingga tangan dan kaki ini lelah
Memenuhi kebutuhan hidup
yang kian tak tertutup
Sementara kau masih saja bergelimang harta
Mengutip sini dan sana
Dari bansos yang pembagiannyapun tak jua bisa merata
Tak kau dengarkah rintihan,
perut-perut kami yang kelaparan?

(Jawabmu
Bising telinga, mendengarnya,
itu Pilkada)

Tuan,
Ketika kau tangkapi orang-orang yang berseberangan
Sementara kau malah bebaskan orang-orang yang seiringan
Karena mengumpulkan massa dengan alasan sama
Kau sebut apa, itu semua

(Jumawa kau tertawa

Hehehe, Itu Pilkada)

Tuan,
Kaupun telah memaksa mengumpulkan massa
Bukankah beresiko pandemi kian merajalela
Hari ini 9 Desember ...


*Dorr, dorr, dorr, dorr, dorr, dorr

6 kali tembakan terdengar


Diam kataku


Kau jelata tak punya hak tuk bersuara dan bertanya


Itu Pilkada


PILihan KAmu tak aDA

Tangerang, Desember 2020
Mahendra Paripurna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline